JAKARTA - Menteri Pendidikan Mohammad Nuh menjanjikan insentif bagi perguruan tinggi negeri (PTN) yang bisa meningkatkan pendapatan dan produktifitas. Insentif itu bisa berupa penambahan bantuan dan sebagainya.
"Dengan adanya konsep BOPTN (bantuan operasional PTN), reward and punishment bisa kita lakukan," kata Nuh usai melaunching program seleksi bersama masuk PTN di Kemdikbud, Jumat (15/3) malam.
Lalu prestasi-prestasi perguruan tinggi seperti apa yang bisa diberikan insentif? Menurut Nuh, sebuah PTN bisa dikatakan berprestasi bila mampu mendapatkan sumber pendanaan dari pihak ketiga. Misalnya kerjasama bidang riset.
"Seandainya (PTN) bisa menaikkan pendapatan total dan paling banyak dari kerjasama pihak ketiga itu, maka akan kita berikan insentif. Dan sebaliknya, kalau minta dari masyarakat dalam bentuk SPP, maka akan ada disinsentif," jelasnya.
Nuh juga mengajak PTN se Indonesia meningkatkan produktifitas masing-masing. Karena kalau produktifitas naik, berarti PTN tersebut telah melakukan efisiensi yang luar biasa.
Produktifitas itu menurut dia bisa ditingkatkan dengan membersihkan PTN dari mahasiswa-mahasiswa yang tidak lulus-lulus, atau yang dia sebutnya dengan istilah mahasiswa kerak.
"Kalau itu bisa kita lakukan, tempat duduk yang diduduki kelompok-kelompok kerak yang tidak lulus-lulus itu. Kalau dia bisa lulus, kan bisa diisi adiknya yang baru," kata Mendikbud.
Sebaliknya, apabila mahasiswa-mahasiswa kerak itu tidak lulus-lulus, yang harusnya pendidikan ditempuh 8 tahun jadi 10 tahun. Maka semakin lama lulusnya, semakin menutup kesempatan adik-adiknya untuk kuliah.(Fat/jpnn)
"Dengan adanya konsep BOPTN (bantuan operasional PTN), reward and punishment bisa kita lakukan," kata Nuh usai melaunching program seleksi bersama masuk PTN di Kemdikbud, Jumat (15/3) malam.
Lalu prestasi-prestasi perguruan tinggi seperti apa yang bisa diberikan insentif? Menurut Nuh, sebuah PTN bisa dikatakan berprestasi bila mampu mendapatkan sumber pendanaan dari pihak ketiga. Misalnya kerjasama bidang riset.
"Seandainya (PTN) bisa menaikkan pendapatan total dan paling banyak dari kerjasama pihak ketiga itu, maka akan kita berikan insentif. Dan sebaliknya, kalau minta dari masyarakat dalam bentuk SPP, maka akan ada disinsentif," jelasnya.
Nuh juga mengajak PTN se Indonesia meningkatkan produktifitas masing-masing. Karena kalau produktifitas naik, berarti PTN tersebut telah melakukan efisiensi yang luar biasa.
Produktifitas itu menurut dia bisa ditingkatkan dengan membersihkan PTN dari mahasiswa-mahasiswa yang tidak lulus-lulus, atau yang dia sebutnya dengan istilah mahasiswa kerak.
"Kalau itu bisa kita lakukan, tempat duduk yang diduduki kelompok-kelompok kerak yang tidak lulus-lulus itu. Kalau dia bisa lulus, kan bisa diisi adiknya yang baru," kata Mendikbud.
Sebaliknya, apabila mahasiswa-mahasiswa kerak itu tidak lulus-lulus, yang harusnya pendidikan ditempuh 8 tahun jadi 10 tahun. Maka semakin lama lulusnya, semakin menutup kesempatan adik-adiknya untuk kuliah.(Fat/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Plafon UKT di IPB tak Lebih dari Rp8 Juta
Redaktur : Tim Redaksi