jpnn.com, SURABAYA - Syahrul Ramdhani telah salah memilih menghabiskan waktu dengan berjudi saat menunggu waktu sahur.
Akibatnya, pria 31 tahun itu harus berurusan dengan petugas Polres Pelabuhan Tanjung Perak.
BACA JUGA: Main Judi untuk Uang Hari Raya, Selamat Lebaran di Penjara ya Mas
Ceritanya, Syahrul diintai anggota Polres Pelabuhan Tanjung Perak pada Kamis dini hari (23/5).
Sebab, berdasar laporan yang diterima polisi, pelaku tengah bermain judi online di sebuah warnet di Jalan Ketintang.
BACA JUGA: Tidur Setelah Sahur, ini 6 Dampak Buruknya
"Sekitar pukul 01.30 anggota kami memantaunya," kata Kasatreskrim Polres Pelabuhan Tanjung Perak AKP Dimas Ferry Anuraga.
BACA JUGA : Oknum PNS Nekat Berjudi di Pos Ronda, Beginilah Akibatnya
BACA JUGA: Sahur, Polisi Kejar - kejaran dengan Pembalap Liar, yang Sabar ya Pak
Tidak butuh waktu lama, polisi kemudian langsung memeriksa Syahrul di dalam warnet. Syahrul dicecar dengan berbagai pertanyaan.
Kartu identitasnya diminta. Syahrul bingung. Apalagi saat Syahrul mengetahui bahwa yang memeriksanya merupakan anggota kepolisian.
Syahrul tidak sempat mengelak, apalagi melawan. Jangankan menghilangkan barang bukti, menutup situs judi online yang dibuka di layar komputer malam itu saja dia tidak sempat.
BACA JUGA : Main Judi untuk Uang Hari Raya, Selamat Lebaran di Penjara ya Mas
Bukti tersebut memudahkan polisi untuk membawa pelaku ke mapolres.
Di hadapan penyidik, Syahrul cuma bisa pasrah. Dia mengaku hanya iseng mengharapkan keberuntungan dari judi online domino malam itu sambil menunggu waktu sahur.
Sayang, bukan keisengan yang membawa keuntungan, Syahrul malah ditangkap polisi terlebih dahulu.
Dari penangkapan tersebut, polisi juga menyita sejumlah barang bukti. Di antaranya, struk transfer dan satu set komputer yang digunakan oleh pelaku untuk bermain judi online malam itu.
"Pelaku mengaku telah mentransfer uang Rp 100 ribu sebelumnya," tambah Dimas. (yon/c11/ano/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bagaimana Rasanya Bangun Sahur Didatangi Banyak Pocong
Redaktur & Reporter : Natalia