jpnn.com - WONOSOBO - Ketua DPP Partai Perindo Bidang Siber dan Hankam Susaningtyas Nefo Handayani Kertopati (Nuning) menyebut Calon Presiden Pemilu 2024 Ganjar Pranowo merupakan sosok yang komplet dan sangat menguasai segala hal.
Hal tersebut antara lain tercermin dari rumusan strategi yang dipaparkan Ganjar untuk memimpin Indonesia ke depan, serta pengalaman memimpin Jawa Tengah selama dua periode.
BACA JUGA: Kena Sangrai 3 Komika, Ganjar: Tenang, Kalian Tidak Akan Hilang
Kedua hal ini menebalkan optimisme penerimaan masyarakat dan memenangi mayoritas suara di Jawa Tengah saat Pemilu 2024.
"Oleh karena Ganjar Pranowo berasal dari rakyat kecil dan paham akan semua permasalahan rakyat," ujar Nuning seusai mendampingi Ganjar kampanye keliling Wonosobo, Jawa Tengah, Senin (18/12).
BACA JUGA: Jelang Pemilu 2024, MUI Imbau Semua Pihak Menjaga Lisan
Nuning mendampingi Ganjar saat bertemu dengan tokoh masyarakat di Pasar Kumandang, kampanye di Pendowo Ngawen, blusukan ke Pasar Induk Wonosobo, hingga panen durian di Selomerto.
Dia menyebut Capres 2024 nomor urut 3 telah menyiapkan tiga strategi untuk menurunkan harga bahan pokok.
BACA JUGA: Sebut Gibran Punya Pengalaman, Gus Imin Agak Deg-degan
Strategi itu sebenarnya telah berhasil diterapkan saat Ganjar menjabat Gubernur Jawa Tengah dua periode.
Ganjar telah berkeliling dan blusukan ke pasar tradisional di berbagai daerah di Indonesia.
Dia kerap mendapat keluhan soal naik-turun harga bahan pokok.
Di sisi lain, petani yang memproduksi bahan baku mengalami banyak kendala, terutama pupuk, sehingga program yang telah sukses di Jawa Tengah akan diterapkan di tingkat nasional.
Saat ditemui di acara konsolidasi relawan pemenangan di Kepil, Wonosobo, Ganjar mengatakan bahwa strategi yang pertama adalah data.
Pemerintah harus memiliki satu data pertanian Indonesia.
"Yang pertama, data, lahan petani dan petaninya. Maka dengan sistem pendataan yang baik atau satu data pertanian Indonesia, insyaallah akan mempermudah dalam pengelolaan ketahanan sampai kedaulatan pangan," ujarnya.
Kedua, peta komoditas Indonesia. Karena keberagaman komoditas sangat dibutuhkan agar tidak terfokus dalam satu jenis makanan yang diproduksi.
"Maka, saya katakan, yuk, kembali pada kekuatan lokal. Kalau terdata dengan baik input dan output sudah terlihat, baru bicara kuantitas berapa yang bisa diproduksi sesuai dengan kebutuhan penduduk," katanya.
Ganjar lebih lanjut mengatakan ketika produksi pertanian melebihi angka kebutuhan, pemerintah bisa mengekspor ke negara yang membutuhkan.
"Sampai kemudian kalau sisa bisa diekspor," paparnya.
Menurut capres berambut putih itu, tak kalah penting yang ketiga adalah pemerintah harus menyediakan bantuan sarana produksi (Saprodi) dan sarana produksi pertanian (Saprotan) kepada petani.
"Sampai titik itu mulai bicara saprotan dan saprodi apa yang diberikan untuk sarana produksinya dan pertaniannya. Modernisasi juga dilakukan, termasuk kemudian menyiapkan pupuk, obat, alat dan mesin pertanian (alsintan) selama proses sampai keluar menjadi produk," katanya.
Capres yang berpasangan dengan Mahfud MD itu akan terus mendorong Indonesia menjadi negara yang berdikari soal pertanian.
"Kalau bisa produksi kenapa tidak. Itulah berdikari. Inilah yang pernah kami praktikkan di Jawa Tengah," ucap Ganjar. (gir/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Anies Baswedan Yakin Raih 70 Persen Suara di Banten, Ini Alasannya
Redaktur & Reporter : Kennorton Girsang