Nusantara Mengaji Menggema Hingga Brunei Darussalam

Senin, 24 April 2017 – 21:12 WIB
Kegiatan khataman dan peringatan Isra Mikraj yang digelar Nusantara Mengaji di Bandar Seri Begawan, Brunei Darussalam, Senin (24/4). Foto: Nusantara Mengaji

jpnn.com, JAKARTA - Gerakan Nusantara Mengaji yang dimaksudkan untuk mentradisikan membaca Alquran ternyata tak hanya bergema di dalam negeri. Sebab, gerakan yang diinisiasi Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar itu juga menjangkau Brunei Darussalam.

Itu terlihat ketika Nusantara Mengaji menggelar khataman sekaligus peringatan Isra Mikraj di Bandar Seri Begawan, ibu kota Brunei Darussalam, Senin (24/4).

BACA JUGA: PKB Jateng Mulai Asah Nama Marwan untuk Pilgub

Sekitar 200 jemaah ikut mengaji bersama dalam dalam khataman itu. Koordinator Nasional Nusantara Mengaji Jazilul Fawaid juga hadir langsung pada acara itu.

Selain Jazil, ada pula Dekan Fakultas Syariah PTIQ Jakarta KH. Husnul Hakim dan kiai kharismatik dari Kaliwungu, Jawa Tengah, KH Ahmad Baduhun bin Ahmad Badawi. Kiai Baduhun pula yang membuka khataman itu.

BACA JUGA: Insyaallah, Besok Semua Lapas dan Rutan Menggemakan Alquran

Jazil dalam kesempatan itu mengharapkan warga Brunei menjadikan khataman Alquran sebagai kegiatan rutin yang dilaksanakan setiap bulan. “Di mana tujuan didirikannya Nusantara Mengaji adalah untuk mengajak seluruh umat Islam di seluruh dunia agar semakin akrab dengan kitab sucinya,” ujarnya dalam siaran pers Gerakan Nusantara Mengaji.

Anggota Komisi III DPR dari Fraks PKB itu menambahkan, Indonesia sebagai negara dengan jumlah muslim terbesar di dunia ternyata masih banyak warganya yang buta aksara Alquran. Bahkan masih 60 persen warga Indonesia yang tak bisa membaca kitab suci umat Islam itu.

BACA JUGA: Sikap Kritis Sertai ?Dukungan PKB untuk Ahok-Djarot

Karenanya Nusantara Mengaji semakin gencar menggelar khataman. “Maka, Nusantara Mengaji lahir dan hadir untuk mencerdaskan masyarakat sekaligus memberantas buta aksara Alquran,” tuturnya.

Sedangkan KH Husnul Hakim menjelaskan, Alquran ibarat hidangan makanan, dan sajian Allah SWT yang ada di dunia. Karenanya, umat Islam akan sangat rugi jika tidak mengenal Alquran.

 “Umat Islam sebagai hamba Allah SWT telah diberi hidangan Alquran di hadapannya, maka betapa ruginya jika hidangan tersebut tidak dinikmati; dibaca, dihayati, dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara,” ujar alumni MAN Bahrul Ulum Tambak Beras, Jombang itu.(bay)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ajaib, 6 Rumah Terbakar, 2 Mushaf Alquran Selamat


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler