"Nyalain Lampu Hp Kalian, Biar Pemain Lihat"

Kamis, 01 Desember 2016 – 04:14 WIB
Pemain Timnas Indonesia yang didaftarkan untuk Piala AFF 2016. MIFTAHUL HAYAT/Jawa Pos/jpnn.com

jpnn.com - Antusiasme masyarakat Bogor sampai Depok yang menyaksikan Timnas Piala AFF latihan perdana di Stadion Pakansari, Bogor, Selasa (29/11) petang bikin merinding.


Muhammad Amjad, Bogor

BACA JUGA: Oh...Perutnya Terus Membesar

TAK salah kalau sepak bola di Indonesia disebut layaknya sebuah 'agama baru' yang memiliki jutaan pengikut. Sesi latihan Timnas yang sekadar recovery, kemudian mengulang materi taktik strategi, mampu‎ mendatangkan ribuan suporter.

Bukan saja setia menanti sejak pukul 14.30 WIB, bahkan sampai pagar ring road stadion dibuka sekitar pukul 17.35 WIB. Waktu lima menit menyaksikan Timnas, bagi mereka seperti menyaksikan pertandingan penuh.

BACA JUGA: Dari Kediri ke Petamburan Bermodal Bismillah

Lima menit jelang latihan usai, suporter yang diperkirakan berjumlah seribuan orang itu, belum yang bertahan di luar untuk bergantian menjaga motor, langsung menyerobot masuk.

Mereka berlomba naik ke tangga untuk bisa sampai ke tribun penonton.

BACA JUGA: Kerja Keras sejak Masih Bujangan, Kini Punya Rumah Mewah

Suasana yang tak lagi terang, tak menyurutkan niat suporter untuk sekadar berteriak memanggil nama pemain idola mereka. Ada juga yang berusaha memuji satu pemain, dan menyindir pemain lainnya.

"Andik (Vermansah)... Evan (Dimas)... ‎Zulham (Zamrun)... Rizky (Pora),(Stefano) Lilipaly," ujar suporter itu membuat seisi stadion menggema. Mereka menjadi nama yang paling banyak dipanggil.

Baru lima menit, latihan selesai. Suporter itu langsung berusaha meringsek masuk, mencegat pemain di lorong ruang ganti. Hanya untuk bisa berfoto bersama.

Sontak, jumlah pengamanan yang tak sampai puluhan orang kewalahan. Meski akses pintu masuk ke stadion sudah ditutup, tapi ada akses pintu lain yang berhasil diterobos.

Puluhan suporter bisa masuk dan membuat petugas berbaju loreng kewalahan.

"Nyalain lampu hape kalian, biar pemain lihat. Kami di sini berikan dukungan ke mereka. Kenapa dilarang lihat dari awal, sekarang dihalangi cuma minta foto," celetuk salah satu suporter.

Jadilah insiden dorong-dorongan karena tak diizinkan masuk. Sementara mereka yang sudah di dalam mendapatkan kesempatan untuk berfoto bersama.

Siapa yang paling antusias dan dikejar? Zulham? Iya.. kemudian Rizky.., Stefano Lilipaly memilih bergegas dan diamankan petugas untuk masuk ruang ganti.

Bintangnya, lagi-lagi sama seperti di Bandara, Andik Vermansah. Dia cukup diidolakan karena paling antusias.

Meskipun keringat mengucur, nafas terdengar lelah, dan baju masih belum ganti, dia melayani semua permintaan berfoto.

Kata-katanya juga sama, dia tak mau mengecewakan masyarakat Indonesia, yang telah membantu Timnas dengan doa mereka.

"Kami ada di sini, juga berkah dari doa seluruh masyarakat Indonesia, juga mereka-mereka," ucap Andik.

Karena itulah, dia menjadi pemain paling terakhir masuk ruang ganti pemain, nyaris berbarengan dengan pelatih Alfred Riedl, yang sempat berhenti lama karena melayani permintaan interview dari awak media terkait hasil latihan.

Kehebohan dan Teriakan Timnas Sombong

Usai ganti pakaian, petugas pengamanan sempat hendak mengecoh para suporter. Pintu utama yang awalnya menjadi lorong masuk pemain dari bus terlalu penuh dengan ribuan suporter yang menunggu.

Karena itu, jalur pun dialihkan. Pintu keluar pemain yang direncanakan sama dengan jalan masuk, langsung dialihkan menuju pintu tribun barat sisi utara yang langsung mengarah ke lapangan stadion.

Suporter pun mengejar, mereka berusaha tak mau melewatkan momen, sekadar bisa berfoto, ataupun berselfie dengan latar belakang bus Timnas, juga pemain Timnas di dalam bus.

Karena petugas yang berusaha mengecoh dan pemain yang tampak kelelahan tak merespon lambaian tangan suporter, sontak teriakan  ‎muncul dari orang-orang tersebut.

"Timnas mulai sombong... timnas sombong. Cuma lambai tangan, mau salaman, cuma foto aja nggak mau, pakai lari-lari," seru suporter.

Beruntung, pemain-pemain yang baru masuk ke dalam bus dan hendak balik hôtel, membalas antusiasme itu dengan senyuman, lambaian tangan dan tanda jempol dari dalam bus.

Teriakan-teriakan sumbang pun berubah, "Indonesia... Indonesia... Indonesia," kata-kata itu terus diperdengarkan, menggema mengiringi bus yang berusaha mundur pelan karena sesaknya jalanan oleh para suporter.(***/dkk/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Hebat, Karya Pelukis Asal Jogja ini Mulai Diakui Dunia


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler