Nyaris Bangkrut, Misriwati Agustina Sukses Bangun Bisnis Rotan, Begini Ceritanya

Rabu, 04 Januari 2023 – 20:29 WIB
Industri anyaman rotan sukses. Foto: BRI

jpnn.com, JAKARTA - Perempuan berusia 57 tahun asal Malang bernama Misriwati Agustina banting setir dari karyawan kantoran menjadi pengusaha industri anyaman rotan sukses.

Usaha yang dibangun olehnya dikenal dengan nama CV Dona Doni Rattan Gallery dan menjadi industri rotan asal Malang yang diperhitungkan di Indonesia.

BACA JUGA: Catatan Kinerja Cemerlang BRI Sepanjang 2022

Misriwati memproduksi kerajinannya di JL. Bulutangkis, RT/RW: 005/002. Kelurahan Tasikmadu Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang.

Sebelum terjun ke dalam bisnis, Misriwati bekerja sebagai perantara bisnis industri anyaman rotan (broker) pada 1992 di perusahaan asal Amerika. Dukungan dari suami dan keluarganya serta pengalaman dan keterampilannya membuatnya bertekad dan termotivasi untuk mendirikan industri anyaman rotan sendiri.

BACA JUGA: 3 Aksi Korporasi BRI Sepanjang 2022, Mantap

“Dona Doni ini sebenarnya berdiri 1998 setelah suami diberhentikan dari perusahaannya waktu krisis moneter. Lalu, saya terinspirasi untuk usaha sendiri. Saya belajar dari perusahaan Amerika karena saya menjadi broker selama lima tahun, setelah itu saya memulai usaha sendiri,” kata Misriwati.

Nama CV. Dona Doni Rattan Gallery berasal dari nama anak bungsunya yang bernama Dona Romadhoni yang kemudian disingkat menjadi Dona dan Doni.

BACA JUGA: BRI Peduli Dorong Perbaikan Lingkungan lewat BRInita

Produk-produk yang dihasilkan oleh CV. Dona Doni Rattan Gallery, meliputi kerajinan anyaman rotan mulai dari souvenir, furniture, peralatan kebutuhan rumah tangga, desain hiasan cinderamata dari bahan baku seperti serat rotan, mendong, pelepah pisang, eceng gondok, dan rotan sintetis.

Pemasaran produk terus aktif dilakukan melalui workshop dan pameran kerajinan tangan atau craft, baik dilakukan di daerah Malang ataupun di luar kota, seperti Surabaya, Jogja, Solo ataupun Jakarta. CV Dona Doni Rattan Gallery juga berhasil mengepakkan penjualannya ke pasar ekspor Singapura, Malaysia, Jepang, Amerika hingga Abu Dhabi.

Awal merintis usaha, Misriwati mengeluarkan modal Rp 15 juta yang digunakan untuk membeli bahan baku eceng gondok dan rotan, serta beberapa alat yang dibutuhkan memproduksi anyaman.

"Modalnya sendiri karena berhenti dari perusahaan dan uang simpanan juga masih banyak Rp 15 juta, untuk transportasinya saya kebetulan sudah punya mobil sendiri. Bahan bakunya 1 kuintal, rotannya 1 kuintal,” tutur dia.

Misriwati menunjukkan ketekunan untuk terus berkreasi dan melihat potensi pasar. Dibantu dengan 15 karyawan, industrinya mampu memproduksi berbagai kerajinan anyaman.

Keunggulan dari produk Dona Doni yaitu selalu melayani kebutuhan pelanggan dengan aneka desain produk yang variatif sesuai dengan keinginan pelanggan.

Namun, setiap usaha tentunya memiliki tantangannya masing-masing, seperti yang dialami oleh Misriwati.

Pada 1997, industri usaha anyaman Misriwati sempat mengalami kesulitan dan diambang kebangkrutan akibat kelangkaan dan mahalnya bahan baku rotan alami.

“Saya kesulitan modal, tetapi ada BRI yang memberikan pinjaman waktu itu sebesar Rp 150 juta karena usaha kita sudah ekspor. Pinjaman saya terselesaikan, dan saya minta pindah ke KUR BRI dengan pinjaman Rp 180 juta, tujuannya untuk mempertahankan perusahaan di mana gaji karyawan naik, dan bahan baku juga naik,” ujarnya.

Berkat bantuan dari BRI dengan kemudahan pinjaman, perempuan asal Malang ini bisa terus berusaha melangkah dan yakin bahwa usahanya bisa bangkit kembali. (jpnn)


Redaktur : Elvi Robiatul
Reporter : Elvi Robiatul, Elvi Robiatul

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
BRI   rotan   industri   KUR   KUR BRI  

Terpopuler