jpnn.com - SURABAYA - Pasangan Eko Prasetyo Utomo, 29, dan Indah Suyanti, 21, belum genap enam bulan menikah. Tapi keduanya dipaksa menghentikan bulan madun. Pasutri asal Lumajang itu harus melanjutkan bulan madu di bui karena terlibat penipuan.
Memanfaatkan jejaring sosial Facebook, mereka menyaru sebagai dokter. Nama Indah dipasang sebagai dokter, sedangkan Eko mengendalikan akun Facebook itu.
BACA JUGA: Ayah Cabuli Anak Kandung Sejak SD Hingga SMA
Dua dokter menjadi korban pasutri tersebut. Kerugian mencapai ratusan juta. Salah seorang korban mereka adalah Bambang Suyatmoko. Dia adalah dokter di daerah Belitang, Sumatera Selatan. Dia tertipu Rp 192 juta. ''Korban mengenal tersangka melalui Facebook beberapa bulan lalu,'' kata Kasatreskrim Polrestabes Surabaya AKBP Sumaryono.
Saat itu, Bambang masuk ke jaringan dokter di Jawa Timur di Facebook. Di jejaring sosial tersebut, dia bertemu akun bernama Indah Suyanti. Perempuan 21 tahun itu mengaku sebagai dokter spesialis kandungan dan berusia 30 tahun. Indah menyebut lulusan Universitas Airlangga dan bekerja di RSUD dr Soetomo.
BACA JUGA: Gadis Bisu Digilir Lima Pemuda di Bawah Umur
Meski memasang nama asli, foto yang dipajang berbeda. Dalam akun tersebut, dia memasang foto perempuan cantik yang mengenakan baju dokter dan stetoskop. Foto itu belakangan diketahui adalah gambar Ririn.
''Dia (Ririn, Red) itu bidan di salah satu klinik di daerah Pandegiling, Surabaya. Fotonya diambil tersangka dari internet, lalu dipasang di akun Facebook-nya,'' terang Kanit Jatanum Satreskrim Polrestabes Surabaya Iptu Iwan Hari Poerwanto.
BACA JUGA: Bobok Bareng Pacar di Kos, Mahasiswa Digerebek
Dari perkenalan di Facebook itu, Bambang tertarik untuk meminta bantuan Indah. Sebab, dia sedang membutuhkan tenaga dokter dan alat kesehatan. Kebetulan, Bambang baru mendirikan rumah sakit.
Indah menyambut permintaan Bambang. Dia siap membelikan alat-alat yang dibutuhkan plus mencarikan dokter muda. Untuk itu, Indah meminta Bambang mentransfer sejumlah uang. Transfer ditujukan ke nomor rekening Indah dan suaminya, Eko.
Sepanjang November lalu, Bambang beberapa kali mengirim uang kepada Indah. Jumlahnya mencapai Rp 192 juta. ''Setelah uang ditransfer, ternyata alat-alat yang dipesan korban tidak kunjung datang. Begitu pula dokternya,'' ujar Sumaryono.
Bambang pun curiga. Apalagi akun Facebook Indah sudah tidak aktif. Nomor telepon yang sebelumnya digunakan untuk berkomunikasi juga tidak aktif.
Bambang pun datang ke Surabaya untuk mengecek keberadaan Indah di IDI Surabaya. Ternyata, nama Indah tidak ada. Bambang pun menyadari dirinya telah ditipu. Dia lantas melapor ke polisi.
Berdasar laporan tersebut, polisi melacak Indah. Akhirnya, ditemukan titik terang bahwa Indah berada di Lumajang. Polisi pun membekuk Indah dan suaminya Rabu (17/12).
Keduanya ditangkap di Lumajang setelah diburu ke Bojonegoro, Nganjuk, dan Batu. Perburuan ke beberapa kota itu dilakukan karena pasutri tersebut sempat berkeliling ke dengan memanfaatkan uang hasil penipuan. ''Uang hasil penipuan itu mereka belikan mobil Toyota Avanza, air gun, dan dua handphone,'' jelas Sumaryono.
Kepada penyidik, Indah dan Eko tidak mengelak telah menipu. Selain Bambang, mereka pernah menipu dokter asal Malang dengan kerugian Rp 40 juta dengan modus serupa. ''Awalnya kami iseng. Tapi, kami keterusan setelah belajar hal-hal tentang kedokteran,'' ungkap Eko.
Mereka semakin ketagihan karena uang yang didapat sangat besar. Apalagi mereka butuh uang lantaran baru menikah akhir Agustus lalu. Selain itu, Eko belum mendapat pekerjaan lagi setelah keluar dari perusahaan kelapa sawit. (fim/c5/ib)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jebol Dinding, Tahanan Polsek Sukajadi Kabur
Redaktur : Tim Redaksi