jpnn.com - SEKUPANG - Dinas Sosial dan Pemakaman Kota Batam, mengakui kesulitan mengatasi masalah pengemis atau gepeng di Kota Batam, Kepri.
"Setiap tahun jumlah mereka (gepeng,red) semakin bertambah. Kita sampai kewalahan saking banyaknya," kata Kepala Dinas Sosial dan Pemakaman Kota Batam, Raja Kamarulzaman, seperti dikutip dari batampos.co.id (Jawa Pos Group), Selasa (22/3).
BACA JUGA: Alhamdulillah...KA Pangrango Kembali Beroperasi Hari Ini
Berdasarkan catatan Dinsos dari tahun 2015 hingga saat ini terdapat 651 pengemis di Kota Batam.
"Mereka biasanya beraksi di lampu merah Baloi, Nagoya, Jodoh dan jalan-jalan utama lainnya," kata dia. Dinsos juga rutin melakukan razia bersama dengan Satpol PP untuk menertibkan kegiatan pengemis tersebut.
BACA JUGA: Waspada! Pencuri Beroperasi di Atas Kapal Fery Merak-Bakauheni
"Setiap mereka terjaring, mereka beralasan susah mencari kerja di Batam, makanya mereka mengemis," ujar Kamarulzaman.
Kebanyakan dari pengemis berasal dari Sumatera. Mudahnya transportasi ke Batam, membuat mereka kembali lagi setelah dipulangkan. Dinsos juga berupaya agar pengemis memiliki keahlian sehingga tidak kembali lagi ke jalan.
BACA JUGA: Resmi Jadi Kapolda Jabar, Irjen Jodie Fokus...
"Kami berikan pelatihan seperti menjahit, mengelas dan bimbingan rohani, berharap mereka tidak mengemis lagi," harapnya.
Selain masalah pengemis, anak punk juga yang semakin banyak di jalan juga membuat resah pengendara. Insan misalnya, setiap akan berangkat kerja selalu dihadapkan dengan anak punk yang mengamen di jalan.
"Merasa terganggu, apalagi kalau malam. Kalau tidak dikasih uang mereka sering berkata tidak sopan," sesalnya.(cr17/ray)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Abang Beradik Mabuk Lalu Main Parang, Sang Adik Masuk Rumah Sakit
Redaktur : Tim Redaksi