WASHINGTON - Presiden AS Barack Hussein Obama angkat suara soal kontroversi dan polemik terkait rencana pembangunan masjid yang terletak hanya dua blok (sekitar 180 meter) dari Ground Zero, lokasi bekas reruntuhan menara kembar WTC di New York akibat teror 11 September 2001 (9/11)Obama mendukung proyek tersebut dengan memakai alasan kebebasan beragama.
"Sebagai warga dan presiden, saya percaya bahwa muslim memiliki hak yang sama untuk menjalankan agama mereka sebagaimana warga lainnya di negeri ini," kata Obama ketika acara buka puasa bersama (iftar) di State Dining Room, Gedung Putih, Washington DC, Jumat petang (13/8) waktu setempat atau kemarin pagi WIB (14/8)
BACA JUGA: London Dipenuhi Mobil Mewah Jutawan Arab
Para undangan acara itu meliputi para tokoh muslim Amerika, sejumlah diplomat, dan pejabat pemerintahan AS."Kebebasan itu termasuk hak membangun tempat ibadah dan pusat komunitas pada properti pribadi di kawasan Lower Manhattan, sesuai dengan peraturan dan undang-undang setempat," papar Obama.
Pernyataan itu merupakan komentar pertama dari Obama terkait dengan proyek kontroversial tersebut
BACA JUGA: Koin Emas 191 SM Ditemukan di Israel
Sebelumnya, Gedung Putih tidak mengambil sikap terhadap rencana pembangunan masjid dan pusat komunitas tersebut
Rencananya, masjid dan pusat komunitas antar-agama itu akan dinamai Cordoba House
BACA JUGA: Wanita Umur 25 Tahun Sudah Tiduri 5000 Lelaki
Bangunan yang berlokasi di 45-51 Park Place, Lower Manhattan, New York City, tersebut akan terdiri dari 13 lantai dengan biaya pembangunan sekitar USD 100 juta (sekitar Rp 900 miliar)Selain masjid, kompleks itu dilengkapi auditorium berkapasitas 500 kursi, kolam renang, restoran, dan toko buku.Cordoba House bakal menggantikan bangunan bergaya Italia yang sebelumnya disewa oleh sebuah department storeProyek yang dipimpin Feisal Abdul Rauf itu rencananya mulai dibangun akhir tahun iniSaat ini Rauf merupakan imam Masjid Al-Farah, New York, dan penulis buku Islam kontemporer.
Proyek tersebut memicu perdebatan nasional soal kebebasan beragamaBanyak warga menentang keras sebagai akibat tewasnya sekitar 3 ribu orang dalam aksi terorisme dengan menabrakkan pesawat yang dibajak pada dua menara kembar WTCBahkan, ada muslim yang ikut menentang karena khawatir proyek tersebut memprovokasi masyarakat terhadap pemeluk Islam.
Obama mengakui bahwa lokasi bekas dua menara WTC itu tetap menjadi daerah yang dianggap suci dan keramat"Serangan 9/11 merupakan kejadian yang membawa trauma mendalam bagi negara kita," ujar presiden kulit hitam pertama di AS tersebut.
Tetapi, Obama mengingatkan bahwa nilai-nilai Amerika mengharuskan seluruh kelompok agama diperlakukan secara adil dan sejajar"Inilah Amerika dan komitmen kita atas kebebasan beragam tidak dapat digoyangPrinsip menyambut semua pemeluk agama di negeri ini tidak akan disikapi berbeda oleh pemerintah," tegasnya.
Pemerintah Kota New York mendukung rencana pembangunan Cordoba HouseWali Kota Michael Bloomberg dan Komisi Kota New York secara bulat menyetujui proyek itu pada 3 Agustus laluTetapi, protes dan unjuk rasa belum redaPoster dan spanduk dibentangkan"Islam membangun masjid di lokasi yang mereka hancurkan," tulis pengunjuk rasa.
Obama menyatakan bahwa dirinya bisa merasakan sakit hati dan penderitaan mereka yang kehilangan anggota keluarga dalam teror 9/11Tetapi, dia juga mendesak rakyat Amerika supaya selalu mengingat siapa yang dilawan dan tujuan perjuangan mereka.
"Lawan kita adalah Al-Qaidah, dan Al-Qaidah bukan Islam," tegas Obama"Faktanya, Al-Qaidah telah menewaskan lebih banyak muslim ketimbang warga pemeluk agama lainDaftar korban mereka termasuk muslim tidak berdosa yang tewas dalam 9/11," lanjutnya.
Dukungan Obama disambut Wali Kota Michael Bloomberg, tokoh independen yang juga pendukung kuat pembangunan masjid"Pidato Presiden Obama itu merupakan pembelaan kuat terhadap kebebasan beragama," puji Bloomberg.
Tetapi, para keluarga korban dan tokoh dari Partai Republik langsung mengecam"Barack Obama telah melupakan luka dan duka rakyat Amerika sembilan tahun lalu," kritik Debra Burlingame, juru bicara para keluarga korban 9/11.
"Presiden Obama salah besar," kecam Peter King, anggota DPR dari Partai Republik di New York"Sikapnya tidak sensitif dan tidak peduli karena membiarkan komunitas muslim membangun masjid dalam bayang-bayang Ground Zero," lanjutnya.
Sebelumnya, para tokoh Republik juga mengecam rencana pembangunan masjid tersebutTermasuk, mantan Gubernur Alaska dan calon wakil presiden (cawapres) Sarah Palin serta Newt GingrichSelain itu, penolakan dating dari Anti-Defamation League, sebuah kelompok hak sipil Yahudi(AFP/AP/dwi)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ramadan Darurat Korban Banjir
Redaktur : Tim Redaksi