BACA JUGA: Rajam Ditunda, Akui Membunuh
Hampir semua korban selamat terpaksa menunaikan ibadah puasa di tenda-tenda daruratDuda mendiang Benazir Bhutto itu melawat Kota Sukkur yang terletak di lembah Sungai Indus, kawasan selatan Provinsi Sindh
BACA JUGA: Bocah AS Ingin Jumpa Kim Jong-il
Selain meninjau lokasi bencana dan menyapa para korban yang merasa diabaikan, pemimpin berusia 55 tahun itu juga menginspeksi distribusi bantuanHingga kemarin, pemerintah Pakistan dan sejumlah lembaga internasional masih menaksir kerugian akibat banjir bandang tersebut
BACA JUGA: Pengedar Gunakan Ular untuk Jaga Narkoba
Tapi, menurut PBB, air bah paling parah yang melanda Pakistan dalam delapan dekade terakhir itu menghancurkan sepertiga wilayah Republik Islam tersebutRatusan jalanan dan jembatan putusJumlah rumah dan persawahan yang terendam tak terhitung banyaknya."Seharusnya, pemerintah menyediakan air bersih dan makanan sehat bagi para korban banjirRamadan sudah tiba, tapi bantuan pokok yang kami butuhkan tak kunjung datang juga," kata Mohammad Ali, salah seorang pembuat roti di Sindh yang juga terimbas banjirSelama dua hari ini, para korban banjir terpaksa makan sahur dan berbuka puasa dengan makanan seadanya.
Baik langsung atau tidak, sekitar 14 juta warga Pakistan ikut merasakan dampak banjirBukan hanya kehilangan tempat tinggal dan harta benda, mereka juga kehilangan sanak saudaraHingga kemarin, total korban tewas akibat banjir bandang itu mencapai lebih dari 1.600 orangMenurut Agence France-Presse, PBB sedang berusaha menggalang dana USD 460 juta (sekitar Rp 4,1 triliun) untuk Pakistan(hep/dos)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Gempa Besar Guncang Equador
Redaktur : Tim Redaksi