Obat Baru Berbahan Ganja Dicoba, Sukarelawan Mati Otak, Inalillahi

Sabtu, 16 Januari 2016 – 09:10 WIB
Police Line. Foto ilustrasi.dok.JPNN

jpnn.com - PARIS – Seorang sukarelawan yang mencoba obat berbahan dasar cannabis alias ganja, meninggal dunia saat uji klinis obat baru di Kota Rennes, Prancis. Sedangkan lima sukarelawan lainnya harus menjalani perawatan intensif di rumah sakit.

Kemarin (15/1) Kantor Kejaksaan Paris menegaskan bahwa pemerintah mulai menginvestigasi kasus tersebut. Sedangkan Biotrial, produsen obat tersebut, langsung menghentikan proses uji klinis begitu mendengar kabar kematian salah seorang sukarelawannya Kamis lalu (14/1).

BACA JUGA: Mencekam... Bom Meledak, 20 Orang Tewas, Pelaku Sandera Warga

Perusahaan tersebut juga meminta seluruh sukarelawan yang terlibat uji klinis untuk melaporkan diri.

”Saya berjanji mengusut kasus itu hingga tuntas,” kata Menteri Kesehatan Prancis Marisol Touraine. Kemarin (15/1) dia bertolak ke Rennes untuk menjenguk para sukarelawan yang dirawat intensif.

BACA JUGA: ISIS Bangun Kamp Pelatihan Anak di Malaysia

Kabarnya, kondisi mereka sangat parah. Mereka mengalami gangguan saraf gara-gara mengonsumsi obat tersebut. Sebelum menemui ajal, sukarelawan yang meninggal itu sempat mengalami mati otak.

Dalam keterangan yang disampaikan kepada media, Touraine membantah bahwa obat yang sedang diuji klinis itu terbuat dari ganja.

BACA JUGA: Perkenalkan, Ini Dewa Laut Israel

Tapi, dia belum bisa menyebutkan apa saja kandungan obat yang diproduksi perusahaan di sisi barat Rennes tersebut. Sebab, saat ini polisi masih melakukan penyelidikan. Dia berjanji memublikasikan hasil penyelidikan setelah investigasi rampung.

Biotrial merupakan produsen obat bertaraf internasional. Sejak berdiri pada 1989, perusahaan tersebut sudah melaksanakan ribuan kali uji klinis obat. Dalam bisnis farmasi, uji klinis adalah tahap wajib yang harus dilalui produsen.

Melalui tahap tersebut, produsen akan mengetahui efektif atau tidaknya obat yang dihasilkan. Dari uji klinis pula, mereka mendapatkan informasi tentang efek samping. (BBC/hep/c11/ami)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Amerika Minta Maaf


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler