BOGOR-Maraknya peredaran obat-obatan dan jamu kuat khusus lelaki, membuat resah sejumlah warga, termasuk anggota DPRD. Terlebih, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), telah melansir beberapa permen karet penambah gairah seks beberapa waktu lalu.
Sekretaris Komisi D, Najamudin, khawatir, peredaran obat dan jamu penambah gairah akan berdampak meningkatnya tindak kriminalitas dan asusila.“Tentu sangat berpengaruh. Terlebih, penjualan obat-obat dan jamu kuat seperti itu tidak diawasi secara intens. Memang harus ada pembatasan,” ujarnya.
Pantauan Radar Bogor (Grup JPNN), kios-kios obat kuat mulai menjamur. Seperti di jalan Suryakancana, Padjajaran, Ahmad Yani, Merdeka, Sudirman dan Sholeh Iskandar.
Dalam rilis yang diterima Radar Bogor, Ketua Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM), Lucky S. Slamet mengatakan, jamu dan obat-obatan yang masuk dalam public warning harus dimusnahkan dari peredaran.
Baru-baru ini, BPOM telah merilis tiga mereka permen karet pembangkit libido, yakni Sexy Gum, Sex Love dan US Passion Cachou sebagai produk berbahaya. Tidak disebutkan secara detail efek negatifnya. Namun, ketiga permen ini tidak terdaftar di BPOM.
Sementara, Kabid Perdagangan pada Disperindagkop Kota Bogor, Mangahit Sinaga menyatakan, razia dan penarikan jamu berbahaya maupun obat berbahaya lainnya masih menunggu koordinasi dengan Dinkes.
“Kalau untuk jamu atau obat kuat, tidak kami pantau. Itu wewenang Dinkes,” terangnya.
Mangahit juga membenarkan jika saat ini banyak toko jamu dan obat kuat yang beroperasi di Bogor. “Kami hanya mengawasi perputaran obat-obat luar yang masuk ke Bogor. Kalau razia atau penarikan barang dari pasaran, kita tunggu komando dari Dinkes,” katanya.
Terpisah, Kadinkes Kota Bogor, Rubaeah mengatakan hingga kini pihaknya belum mengagendakan untuk menggelar razia. “Nanti saya pastikan dahulu, apakah sudah ada edaran dari pusat atau belum,” tukasnya.(yus)
Sekretaris Komisi D, Najamudin, khawatir, peredaran obat dan jamu penambah gairah akan berdampak meningkatnya tindak kriminalitas dan asusila.“Tentu sangat berpengaruh. Terlebih, penjualan obat-obat dan jamu kuat seperti itu tidak diawasi secara intens. Memang harus ada pembatasan,” ujarnya.
Pantauan Radar Bogor (Grup JPNN), kios-kios obat kuat mulai menjamur. Seperti di jalan Suryakancana, Padjajaran, Ahmad Yani, Merdeka, Sudirman dan Sholeh Iskandar.
Dalam rilis yang diterima Radar Bogor, Ketua Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM), Lucky S. Slamet mengatakan, jamu dan obat-obatan yang masuk dalam public warning harus dimusnahkan dari peredaran.
Baru-baru ini, BPOM telah merilis tiga mereka permen karet pembangkit libido, yakni Sexy Gum, Sex Love dan US Passion Cachou sebagai produk berbahaya. Tidak disebutkan secara detail efek negatifnya. Namun, ketiga permen ini tidak terdaftar di BPOM.
Sementara, Kabid Perdagangan pada Disperindagkop Kota Bogor, Mangahit Sinaga menyatakan, razia dan penarikan jamu berbahaya maupun obat berbahaya lainnya masih menunggu koordinasi dengan Dinkes.
“Kalau untuk jamu atau obat kuat, tidak kami pantau. Itu wewenang Dinkes,” terangnya.
Mangahit juga membenarkan jika saat ini banyak toko jamu dan obat kuat yang beroperasi di Bogor. “Kami hanya mengawasi perputaran obat-obat luar yang masuk ke Bogor. Kalau razia atau penarikan barang dari pasaran, kita tunggu komando dari Dinkes,” katanya.
Terpisah, Kadinkes Kota Bogor, Rubaeah mengatakan hingga kini pihaknya belum mengagendakan untuk menggelar razia. “Nanti saya pastikan dahulu, apakah sudah ada edaran dari pusat atau belum,” tukasnya.(yus)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Mantan Bupati Palas Disel di Polda
Redaktur : Tim Redaksi