ODHA Masih Alami Diskriminasi

Minggu, 01 Desember 2013 – 12:25 WIB

MATARAM-Masyarakat umum masih memberikan stigma buruk terhadap penderita HIV/AIDS masih. Padahal tidak semua penderitanya adalah orang yang melakukan seks bebas dan menggunakan narkoba serta berkelakuan buruk.
    
Belakangan ini, ODHA (Orang dengan HIV/AIDS) kebanyakan dari kalangan wanita. Mereka adalah para wanita baik-baik yang justru tertular akibat perilaku sang suami yang kerap berhubungan dengan wanita lain. Keburukan sang suami itu harus ditanggung olehnya dan anak keturunannya.  

”Banyak wanita yang tidak tahu apa-apa jadi korban,” kata koordinator Ikatan Perempuan Positif Indonesia (IPPI) Yulianti seperti diberitakan Lombok Pos (Grup JPNN) hari ini.

BACA JUGA: Polwan Mulai Berjilbab, Diselaraskan dengan Aceh

Begitu diketahui menderita HIV/AIDS, lingkungan sekitarnya kerap memusuhi para penderita ini. Padahal mereka justru sangat memerlukan dukungan dari lingkungan itu. Bahkan perlakuan diskriminatif ini juga ditemukan hingga mereka meninggal dunia. Banyak yang tidak mau memandikan jenazahnya karena takut tertular. Ada yang meminta hingga langsung dibakar.
    
Pada peringatan hari AIDS se dunia, kemarin, dia meminta kepada pemerintah agar memberikan perhatian lebih kepada para penderita. Pehatian yang dimaksud adalah adanya jaminan kesehatan di rumah sakit dan puskesmas di kota ini.
    
Selama ini ODHA seolah hanya menunggu ajal saja, karena tenaga medis juga enggan membantu mereka. Selain itu, ia meminta dukungan perawatan yang berkesinambungan,  serta menghentikan segala bentuk stigma negatif dan diskriminasi kepada para korban. ”Mereka juga manusia yang punya perasaan,” katanya.
    
Sementara itu, Sekda Kota Mataram HL Makmur Said menyebutkan, Hari AIDS Sedunia yang diperingati setiap tahun merupakan momentum untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang HIV/AIDS. Para relawan yang tersebar di seluruh Mataram mulai dari lingkungan diharapkan berperan maksimal. Penyadaran akan bahaya virus ini kepada masyarakat sangat dibutuhkan.
    
Sementara itu, terkait permintaan bantuan medis dan pendanaan organisasi, Makmur berjanji akan membantu. Saat itu juga ia menginstruksikan kepada kelapa dinas kesehatan agar mengarahkan semua puskesmas dan rumah sakit untuk lebih peduli pada penderita. Sedangkan terkait bantuan dana bagi para relawan dan kampanye penghapusan stigma dan diskriminasi dia juga menyanggupinya.  ”Kita pasti dukung sesuai kemampuan anggaran,” katanya.
    
Sesuai target MDGs 2015, maka tidak ada lagi kasus baru HIV, tidak ada stigma maupun diskriminasi terhadap ODHA, serta tidak ada kematian akibat penyakit itu. Dukungan yang berkesinambungan berupa obat dan alat, tidak hanya dilakukan sebatas di puskesmas. Pelayanan kesehatan gratis, juga diberikan kepada penderita HIV/AIDS.  

”Silakan menggunakan fasilitas yang ada seperti baliho, running text maupun radio untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat,” terangnya. (cr-yuk)

BACA JUGA: Di Ponpes Al-Zaytun Ditemukan 639 Pemilih Ganda

BACA JUGA: Tahun Baru, Penginapan di Sabang Penuh

BACA ARTIKEL LAINNYA... Video Curhat Bupati Kotim Ditonton 6.108 Pengguna Internet


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler