jpnn.com - Wahyu Hendri Setiyawan memilih berwirausaha daripada capek mencari lowongan pekerjaan.
Merintis usaha berbahan baku pisang, ide kreatifnya mampu membangun kesinambungan dengan masyarakat. Predikat pemuda pelopor Jatim pun disematkan kepadanya.
BACA JUGA: Banyak Sekali Lowongan Kerja di Bandara, tapi Jangan Percaya
DENI KURNIAWAN, Ponorogo
SEORANG pria tengah sibuk dengan telepon pintarnya. Tampak seperti sedang mengetik pesan, jarinya tak lepas dari benda kotak segenggaman tangan itu.
BACA JUGA: 120 Ribu Penduduk Jadi Pengangguran
Sesekali dia menjawab panggilan yang masuk ke nomornya. Saat suaranya makin lantang, dia beranjak dari tempat duduknya lantas mondar-mandir.
‘’Sinyal susah di sini, gerobak jualan yang di kota minta kiriman bahan baku,’’ kata Wahyu Hendri Setiyawan.
BACA JUGA: Waspada, Rekrutmen Palsu Mengatasnamakan PT Pegadaian
Pria 25 tahun asal Dukuh Surodipo, Desa Wayang, Kecamatan Pulung, Ponorogo, Jatim, itu beberapa hari lalu mendapatkan penghargaan dari Gubernur Jatim, Soekarwo.
Wahyu dianggap memiliki jiwa pelopor dengan usaha membuat sejumlah produk dari pisang.
Menjadi terbaik III pemuda pelopor Provinsi Jawa Timur 2017 bidang pangan. ‘’Usahanya sudah saya buat sejak 2013 lalu,’’ ungkapnya.
Senyumnya tersungging saat mengingat sebuah piala berwujud kepalan tangan kanan itu menjadi miliknya. Selain itu, nama panjang Wahyu tertera lengkap di sebuah piagam penghargaan, yang dia terima langsung dari gubernur pada 27 Oktober lalu.
Sungguh malam yang luar biasa dirasakan Wahyu saat itu. ‘’Memperingati hari Sumpah Pemuda, terpilih sebagai wakil Ponorogo,’’ ungkapnya.
Wahyu menganggap penghargaan tersebut adalah bonus atas usaha yang dikerjakannya. Selain mendapatkan keuntungan, satu hal yang menurutnya penting adalah usahanya dapat melibatkan orang banyak.
Lantaran berbahan pokok pisang, petani di lingkungannya turut kecipratan untung.
Dari yang mulanya mesti menjual pisang ke pasar, sekarang dimudahkan karena disetor ke usaha yang digeluti Wahyu. ‘’Saya beli pisang mereka,’’ tuturnya.
Jalan tidak selalu mulus. Awalnya Wahyu sempat mengalami kendala saat mulai menekuni usaha pisang.
Pisang yang mudah busuk menjadi musuh utama. Sementara itu, sejumlah warga yang diajak menanam pisang terkesan ogah-ogahan.
Namun, dengan gigih Wahyu tetap menjalankan usahanya. ‘’Sekarang sudah banyak yang sengaja tanam pisang di kebun lalu jualnya ke saya,’’ katanya.
Selain itu, manten anyar ini juga menyebut usahanya menjadi inspirasi bagi pemuda lain. Secara tidak sengaja, tercipta kesempatan kerja baru.
Pisang yang diolahnya menjadi beberapa varian menggerakkan jiwa pengusaha lain untuk menjajal.
Mulai dari yang sederhana seperti pisang goreng, pisang cokelat, sampai minuman berbahan pisang. ‘’Ada juga jus kulit pisang,’’ ujar suami Sri Wahyuni itu.
Satu terobosan di bidang kuliner diciptakan Wahyu. Dia menyebut salah satu produk usahanya memilih kulit pisang sebagai bahan baku.
Wahyu mengklaim kulit pisang yang disulapnya menjadi minuman tidak berbahaya melainkan bagus untuk kesehatan.
Sayang, Wahyu belum tahu secara pasti, vitamin apa yang dikandung dalam kulit pisang.
‘’Sudah banyak yang beli. Yang jelas kondisi kulitnya masih bagus, tidak ada hitam-hitamnya sama sekali,’’ jelasnya.
Tidak ingin terlarut dengan penghargaan yang didapat, Wahyu saat ini tengah mengurus pengemasan produk untuk melebarkan sayap.
Dia mengharapkan pemkab sudi meliriknya. Karena, sejumlah peluang di masa datang bakal memiliki banyak dampak positif. ‘’Bagaimana cara pengemasan produk yang baik misalnya,’’ sebut Wahyu.
Pun, dia juga akan mendekati Dinas Pertanian. Yakni dengan harapan mendapat bibit pisang unggulan.
Wahyu sempat membayangkan betapa baiknya jika pisang-pisang yang ditanam petani memiliki kualitas bagus. Begitu pun harganya.
Dengan begitu, kesinambungan berantai bakal terwujud dengan melibatkan banyak pihak maupun lapisan masyarakat. ‘’Pekerjaan itu tidak melulu dicari, harus diciptakan juga,’’ ungkapnya.***(irw)
BACA ARTIKEL LAINNYA... IBDExpo Kembali Digelar, Puluhan BUMN Bakal Buka Loker
Redaktur & Reporter : Soetomo