jpnn.com, JAKARTA - Anggota Komisi XI DPR M Misbakhun melontarkan tantangan kepada mantan Menteri Keuangan (Menkeu) M Chatib Basri untuk berdebat secara terbuka.
Legislator Golkar itu menantang Chatib memperdebatkan quantitative easing atau pelonggaran kuantitatif sektor moneter sebagai solusi bagi masalah ekonomi pada masa pandemi penyakit virus corona (COVID-19).
BACA JUGA: Cetak Uang
Misbakhun menyampaikan tantangannya melalui akunnya di Twitter, Kamis (14/5). “Saya menantang Bapak untuk berdebat secara terbuka dengan topik soal tawaran quantitative easing sebagai pilihan alternatif kebijakan moneter di tengah pandemi covid19,” tulis Misbakhun dengan menautkan twitnya ke akun Chatib Basri di Twitter.
Mantan pegawai Direktorat Jenderak Pajak Kementerian Keuangan itu mengaku terkesan dengan unggahan Dede -panggilan karin Chatib- soal teori moneter. Karena itu Misbakhun pengin berdebat secara terbuka dengan Chatib mengenai kebijakan untuk pemilihan perekonomian nasional.
BACA JUGA: Misbakhun Curigai KSSK Mau Cari Selamat dengan Mengorbankan Bank Himbara
Menurut Misbakhun, selama ini Chatib terkesan meragukan quantitative easing sebagai solusi kebijakan. Politikus di Komisi Keuangan dan Perbankan DPR itu pun menunggu kesediaan Chatib berdebat secara terbuka.
“Kebetulan saya di DPR sedang masa reses. Sehingga waktu saya bisa kapan saja kita disepakati. Saya menunggu jawaban Bapak Dede @ChatibBasri untuk debat terbuka dengan topik Quantitative Easing,” tulis Misbakhun.
Untuk diketahui, Misbakhun saat ini dikenal sebagai penggagas ide cetak uang demi memulihkan perekonomian nasional yang terimbas pandemi COVID-19. Misbakhun menganggap cetak uang lebih baik ketimbang pemerintah menambah utang.
Mantan Menteri BUMN Dahlan Iskan yang menyaksikan perdebatan Misbakhun dengan ekonom Prof Didik J Rachbini melalui webinar pada akhir pekan lalu menjelaskan ide politikus asal Pasuruan itu soal cetak uang. Dahlan melalui blognya menjelaskan, Misbakhun menyodorkan ide tentang BI mencetak uang, untuk memudian menyalurkannya ke bank-bank pelaksana.
Uang itu sebagai pinjaman khusus tanpa bunga karena BI tak boleh berbisnis. Selanjutnya bank-bank pelaksana meminjamkan uang itu kepada para pengusaha dengan bunga rendah.
Pengusaha lantas menggunakan uang pinjaman itu untuk menggerakkan perusahaan, termasuk menciptakan lapangan kerja. Dengan demikian perekonomian bergerak.
Sementara soal inflasi yang muncul akibat pertambahan jumlah uang yang beredar, Misbakhun menyebut hal itu bisa dimitigasi. "Mau tidak mau orang kini harus melihat Misbakhun. Ia bisa menjadi sentral baru tokoh nasional yang mulai diperhitungkan," tulis Dahlan.(ara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Antoni