Oh, Jadi ini Penyebab Ketua BEM UI Sebut Luhut Binsar Arogan

Kamis, 14 April 2022 – 06:15 WIB
Luhut Binsar Pandjaitan saat menemui sejumlah mahasiswa di Kampus UI, Depok, Jawa Barat, Selasa (12/4). Foto: Instagram/@luhut.pandjaitan

jpnn.com, DEPOK - Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Vokasi Universitas Indonesia (UI) Muhammad Dilan Bahtiar menyebut Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan, sangat arogan.

Dilansir dari JPNN Jabar (jabar.jpnn.com), Luhut Binsar dikatakan arogan saat bertutur kata di hadapan massa aksi mahasiswa UI.

BACA JUGA: Luhut Binsar: Siapa Bilang Saya Minta Jabatan Presiden Tiga Periode?

Menurut Muhammad Dilan, Luhut arogan setelah mendengar perkataan yang diucapkan Luhut saat menemui massa aksi di depan Balai Sidang UI, Selasa (12/4).

“Dengan seenaknya dia menyebut dirinya memiliki hak untuk menolak memberikan datanya kepada publik."

BACA JUGA: Luhut Binsar Beri Jawaban Seperti Ini ke Mahasiswa yang Meneriakinya Otoriter Nih

"Itu yang disampaikan kepada massa aksi, sangat arogan,” ucapnya.

Muhammad Dilan juga menyebut Luhut telah mengkebiri demokrasi, mencederai hak-hak, serta unsur-unsur konstitusi.

BACA JUGA: Lagi-lagi di Depan Luhut Cs, Jokowi Minta Hentikan Spekulasi Penundaan Pemilu

“Dia (Luhut) juga telah mencederai tugas dia sebagai pejabat negara,” katanya.

Dalam aksinya BEM UI juga menuntut agar pemerintah membatalkan Peraturan Pemerintah Nomor 75 tahun 2021 tentang Statuta UI.

Karena dianggap bertentangan dengan Pasal 33 UU No 19/2003 tentang BUMN.

Kemudian, bertentangan dengan Pasal 5 UU Nomor 5/2014 tentang ASN.

Bertentangan dengan Pasal 42-43 UU Nomor 30/2014 tentang Administrasi Pemerintahan serta UU Nomor 25/2009 tentang Pelayanan Publik.

“Kami meminta statuta UI dicabut dan wacana penundaan pemilu dan perpanjangan masa jabatan presiden disikapi tegas oleh negara, kami akan terus mengawal isu ini,” ucapnya.

Untuk rencana aksi berikutnya, dia mengatakan telah merancangnya.

Terkait tuntutan statuta UI mereka akan mengadakan aksi besar-besaran agar segera dicabut.

“Bahkan jika rektor tidak sanggup mencabut statuta UI, kami akan menuntut rektor UI untuk turun,” ucapnya.

Sedangkan untuk isu nasional terkait wacana penundaan pemilu dan perpanjangan masa jabatan presiden, pihaknya juga akan kembali menggelar aksi.

“Aksi nasional ini akan kembali kami gelar pada 21 April 2022 nanti,” katanya. (mcr19/jpnn)

Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:


Redaktur & Reporter : Kennorton Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler