Oimak... Emas Istana Nabi Sulaiman dari Sumatera?

Sabtu, 12 September 2015 – 11:22 WIB
Suasana di tambang emas Salido, Sumatera Barat, 14 Agustus 1914. Tambang emas ini sudah dieksplorasi oleh VOC sejak abad 18. Foto: Dok. KITLV.

jpnn.com - NAMA Nabi Sulaiman disebut sebanyak 27 kali dalam Al-Quran. Merujuk kisah kenabian, anak Nabi Daud ini memiliki istana bertahtakan emas dan permata.

Sejumlah peneliti menafsir, emas istana Nabi Sulaiman (Raja Solomo dalam Alkitab) diambil di Sumatera. 

BACA JUGA: Arsitektur Museum Sejarah Jakarta Menyerupai Balaikota Amsterdam

Dalam Al-Qur'an surat Al-Anbiya ayat 8 diterangkan, "dan telah Kami tundukkan untuk Sulaiman angin yang sangat kencang tiupannya yang berhembus dengan perintahnya ke negeri yang Kami telah memberkatinya."

Alkibat Injil, 1 Raja-Raja 9:27-28 memperjelas, "dengan kapal-kapal itu, Hiram mengirim anak buahnya, yaitu anak-anak kapal yang tahu tentang laut, menyertai anak buah Solomo. Mereka sampai ke Ofir dan dari sana mereka mengambil 420 talenta emas, yang mereka bawa kepada Raja Salomo."

BACA JUGA: Orang Ini yang Pertama Membawa Radio ke Indonesia

"Gunung Ophir di Pasaman Barat, Sumatera Barat. Nama lain dari Gunuang Talamau," kata Erinaldi, wartawan berdomisili di Sumatera Barat yang pernah meneliti riwayat tambang-tambang emas di Sumatera Barat, kepada JPNN.com.

Merujuk kitab-kitab India, pulau Sumatera mereka sebut Swarnadwipa yang berarti pulau emas. 

BACA JUGA: Pemirsa...Inilah yang Terjadi Ketika Orang Indonesia Pertama Mendengar Radio

Caludius Ptolemaeus, ahli astronomi dan geografi Mesir awal abad Masehi menyebut Chryse Chersonesos yang terjemahan bebasnya berarti tanah emas.

Pendapat Ptolemaeus didukung kuat oleh W.J. van der Meulen, rohaniwan Katolik pendiri jurusan Sejarah IKIP Sanata Dharma, Yogyakarta. "Chryse Chersonesos adalah Sumatera," tulisnya dalam Suvarnadvipa and the Chryse Chersonesos.

Van der Meulen menerangkan, dari segi angin, pantai barat Sumatera lebih mudah dilayari. Angin musim yang paling baik untuk berlayar dari India ke Asia Tenggara bertiup antara Oktober dan Maret. Saat itu angin dari barat akan membawa kapal-kapal yang bertolak dari India Selatan atau Srilangka menuju Sumatera. 

"Dengan berlayar sepanjang pantai barat Sumatera, maka para pelaut itu akan selalu mendapatkan tiupan angin penuh," paparnya. (wow/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Nah, Ini Dia Foto dan Riwayat Pemilik Diskotek Pertama di Indonesia


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler