OJK Genjot Pertumbuhan Investor di Indonesia Timur

Kamis, 14 Mei 2015 – 08:01 WIB

jpnn.com - DENPASAR – Persebaran investor pasar modal di Indonesia belum merata. Selama ini jumlah investor terbesar didominasi di Jawa dan Indonesia Barat. Sementara itu, jumlah investor di Indonesia Timur (Intim) relatif lebih rendah.

Direktur Pengaturan Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Gonthor R. Aziz menyatakan, pihaknya terus mendorong pertumbuhan investor pasar modal, terutama di Indonesia timur. ’’Karena itu, kami akan memacu peran kantor di daerah untuk memberikan info dan menyelenggarakan program edukasi. Sebenarnya, hal tersebut sejalan dengan keberadaan OJK, di mana pertumbuhan investor di daerah terus meningkat,’’ katanya, Rabu (13/5).

BACA JUGA: Tim Antimafia Migas Akhiri Masa Kerja, Ini Rekomendasinya

OJK pun tahun ini mengagendakan kegiatan yang berkaitan dengan penanaman modal untuk meningkatkan pemahaman masyarakat. Acara itu diadakan di sejumlah kota besar di Indonesia. Antara lain, Surabaya, Medan, Makassar, Bandung, dan Kalimantan Timur.

’’Berbeda dengan acara sebelumnya, kegiatan tersebut mengundang peserta yang berpotensi menjadi investor. Jadi, tidak hanya mahasiswa, melainkan bekerja sama dengan komunitas bisnis seperti Kadin dan Hipmi,’’ jelasnya.

BACA JUGA: Asing Hanya Boleh Miliki Apartemen Mewah

Bukan hanya itu, peran pemda juga penting untuk mendongkrak investor-investor baru di daerah. Makanya, pihaknya mengajak pemda untuk mengeluarkan obligasi daerah. Memang, saat ini belum banyak pemerintah daerah yang tertarik mengembangkan obligasi sebagai alternatif pembiayaan. Tetapi, ke depan, dia optimistis minat pemerintah daerah menerbitkan obligasi meningkat.

’’Jika dibandingkan dengan perbankan dan asuransi, literasi masyarakat terhadap pasar modal jauh lebih rendah. Saat ini saving society masih mendominasi timbang investment society. Makanya, sosialisasinya harus terus-menerus,’’ tuturnya.

BACA JUGA: Tak Diperpanjang, Masa Tugas Tim Antimafia Migas Berakhir

Kepala Kantor BEI Kantor Perwakilan Denpasar Alit Nityaryana mengungkapkan, selama ini jumlah investor di regional Bali, NTB, dan NTT terus tumbuh. Bahkan, daripada 2013, pertumbuhan investor di Bali pada 2014 merupakan yang tertinggi ketimbang tahun-tahun sebelumnya.

Pihaknya mencatat jumlah investor di Bali pada 2013 sebesar 4.939 investor. Kemudian, pada 2014 jumlahnya meningkat menjadi 6.272 sehingga tumbuh 20 persen.

’’Jadi, tahun lalu ada penambahan sekitar 1.300 investor. Padahal, rata-rata, tiap tahun hanya 600 investor yang bergabung. Kemudian, hingga April 2015 sudah mencapai 6.693 investor,’’ ungkapnya.

Investor dengan jumlah terbesar kedua adalah NTB. Pada 2013 tercatat ada 558 investor. Jumlah itu naik menjadi 777 investor pada 2014 dan hingga April 2015 mencapai 1.061 investor. Jika dibandingkan dengan dua wilayah lain, jumlah investor di NTT jauh lebih rendah. Pihaknya membukukan jumlah investor pada 2013 sebanyak 409 investor.

Lalu, pada 2014 jumlahnya naik menjadi 507 investor. Hingga April 2015 jumlahnya hanya bertambah menjadi 555 investor. Dari wilayah tersebut, investor terbanyak berasal dari kota-kota besar seperti Denpasar, Mataram, dan Kupang.

’’Rendahnya pertumbuhan investor di NTT tidak terlepas dari belum adanya sekuritas. Dalam tahun ini, rencananya, ada galeri investasi di NTT yang melibatkan pihak universitas, BEI, dan sekuritas. Harapannya, bisa mendongkrak pertumbuhan investor di NTT. Sementara itu, di NTB jumlah sekuritas baru satu dan di Bali mencapai 13 sekuritas,’’ terangnya.

Faktor lain yang bisa menumbuhkan minat masyarakat berinvestasi ialah ekspansi perusahaan-perusahaan yang sudah melantai di bursa tersebut ke daerah. Sebab, dengan demikian, calon investor memiliki informasi yang menunjangnya berinvestasi.(jawapos)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Begini Cara Perempuan Kreaif Mempersiapkan Diri Menyambut MEA


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler