OJK Optimistis Pemulihan Ekonomi Global Berlanjut

Minggu, 30 Mei 2021 – 22:13 WIB
Otoritas Jasa Keuangan mencatat pemulihan ekonomi global masih terus berlanjut seiring mulai pulihnya aktivitas perekonomian di negara-negara ekonomi utama dunia. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan mencatat pemulihan ekonomi global masih terus berlanjut seiring mulai pulihnya aktivitas perekonomian di negara-negara ekonomi utama dunia.

Deputi Komisioner Manajemen Strategis dan Logistik OJK Anto Prabowo menyatakan pemulihan terjadi seiring dengan laju vaksinasi dan penanganan pandemi.

BACA JUGA: OJK Sebut Sektor Jasa Keuangan hingga April 2021 Masih Solid, Ini Buktinya...

Dia menyebut pasar keuangan domestik pun dilaporkan tetap stabil meskipun IHSG pada 21 Mei 2021 tercatat ke level 5,773 atau melemah 3,7 persen mtd.

"Stabilnya pasar keuangan sejalan dengan perkembangan pasar saham negara berkembang lainnya," ujar Anto di Jakarta, Minggu (30/5).

BACA JUGA: Ketua DPD RI Mendukung Rencana OJK Hapus Kredit Macet UMKM

Anto memerinci pasar SBN terpantau menguat dengan rerata yield SBN turun 40 bps di seluruh tenor. Kemudian, Dana Pihak Ketiga (DPK) kembali mencatatkan pertumbuhan double digit sebesar 10,94 persen yoy.

Selain itu, kata dia, sektor asuransi mencatatkan penghimpunan premi pada April 2021 sebesar Rp 22,4 triliun.

BACA JUGA: Julo, Kredit Digital Berizin OJK Berikan Limit Hingga Rp 15 Juta

"Adapun asuransi jiwa sebesar Rp 14,2 triliun, asuransi umum dan reasuransi Rp 8,2 triliun," kata dia.

Anto melanjutkan fintech P2P lending pada April 2021 mencatatkan pertumbuhan baki debet pembiayaan cukup signifikan sebesar 49,9 persen yoy menjadi Rp 20,61 triliun.

Kemudian, ujar Anto, piutang perusahaan pembiayaan pada April 2021 masih terkontraksi sebesar -16,29 persen yoy.

Tidak hanya itu, Anto mengatakan, profil risiko lembaga jasa keuangan pada April 2021 masih relatif terjaga dengan rasio NPL gross tercatat sebesar 3,22 persen (NPL net: 1,06 persen) dan rasio NPF Perusahaan Pembiayaan April 2021 turun menjadi 3,9 persen (Maret 2021: 3,7 persen).

"Rasio nilai tukar perbankan dapat dijaga pada level yang rendah terkonfirmasi dari rasio Posisi Devisa Neto April 2021 sebesar 1,38 persen, jauh di bawah ambang batas ketentuan sebesar 20 persen," jelas dia.

Anto menyebut likuiditas industri perbankan berada pada level yang memadai. Rasio alat likuid/non-core deposit dan alat likuid/DPK per 10 Mei 2021 terpantau masing-masing pada level 149,92 persen dan 32,46 persen, di atas threshold masing-masing sebesar 50 persen dan 10 persen.

"Permodalan lembaga jasa keuangan juga masih pada level yang memadai," ungkap Anto.

Anto menambahkan Capital Adequacy Ratio industri perbankan tercatat sebesar 24,26 persen, jauh di atas threshold. Risk-Based Capital industri asuransi jiwa dan asuransi umum masing-masing tercatat sebesar 639 persen dan 344 persen, jauh di atas ambang batas ketentuan sebesar 120 persen.

"Begitupun gearing ratio perusahaan pembiayaan yang tercatat sebesar 2,02 persen, jauh di bawah batas maksimum 10 persen," beber Anto.

Kendati demikian, OJK menilai beberapa downside risks masih perlu diwaspadai.

Beberapa hal itu, kata Anto seperti kenaikan laju infeksi harian akibat varian baru virus dan ketersediaan vaksin di negara berkembang.

"Juga tren kenaikan inflasi global yang bersumber dari kelangkaan bahan baku dan logistik (cost-push inflation). Potensi kenaikan kasus Covid-19 paska libur panjang Hari Raya Idulfitri juga tetap perlu diwaspadai," katanya. (mcr10/jpnn)

Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?


Redaktur & Reporter : Elvi Robia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler