jpnn.com - Wakil Ketua Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni geram dengan kasus oknum dosen berinisial LR di Mataram, NTB, diduga melakukan pelecehan seksual sesama jenis bermodus ritual 'zikir zakar'.
Jumlah korban pelecehan seksual oleh oknum dosen itu konon sudah mencapai 22 orang mahasiswa.
BACA JUGA: Ini Reaksi Jenderal Agus Subiyanto soal Oknum TNI AL Terlibat Penembakan Bos Rental Mobil
Adapun modus yang dilakukan oknum dosen tersebut dalam menggaet korban, yakni dengan pendekatan pada acara kajian keagamaan.
Pelaku lantas meminta korban bertaubat dan melakukan pelecehan seksual dengan cara memegang kemaluan korban sambil berzikir, atau istilahnya 'zikir zakar'.
BACA JUGA: Oknum TNI AL Ditangkap terkait Penembakan Bos Rental Mobil
"Kasus ini bikin geleng-geleng kepala. Seorang dosen, menjadi pelaku pelecehan, pakai kedok agama. Saya juga menyadari belakangan ini banyak sekali fenomena pelecehan seksual di kampus," kata Sahroni di Jakarta, Jumat (3/1/2025).
Legislator Fraksi NasDem itu pun meminta kampus-kampus di tanah air lebih menggalakkan pendidikan anti-pelecehan seksual bagi seluruh civitas akademikanya.
BACA JUGA: Kasus Ustaz Dianiaya Gegara Ceramah soal Korupsi, Sahroni: Mencurigakan!
"Coba bekerja sama dengan penegak hukum untuk tak hanya memberi pembekalan, tetapi juga membuat mekanisme penanganan kasus dari pelaporan sampai akhir. Beri juga pendampingan untuk korban. Ini harus ada mekanismenya," tuturnya.
Sahroni menyebut siapa pun bisa menjadi pelaku dan korban pelecehan seksual dengan modus yang beragam pula. Oleh karena itu, dia mengingatkan polisi untuk peka terhadap kasus-kasus yang ada.
"Jika ada masyarakat yang mengadu mengalami pelecehan dengan cara-cara ‘absurd’, harus langsung ditangani. Jangan pernah disepelekan atau malah meragukan kesaksian korban," kata Sahroni.
politikus asal DKI Jakarta itu menegaskan bahwa perangkat hukum dan aparat penegak hukum jangan pernah berkompromi dengan para pelaku pelecehan dan kekerasan seksual.
"Tidak ada ampun buat para pelaku bejat seperti ini. Pidana maksimal selalu menanti, tidak ada damai!" ujar Sahroni.(ant/jpnn)
Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam