jpnn.com, JAKARTA - Sahabat dekat La Nyalla Mattalitti, Tubagus Daniel Hidayat mengungkap dugaan adanya permintaan mahar dari oknum petinggi Partai Gerindra sebesar Rp 150-170 miliar, agar mantan Ketua Umum PSSI tersebut mendapat rekomendasi sebagai calon Gubernur Jawa Timur.
Permintaan disampaikan oknum petinggi partai pimpinan Prabowo Subianto berinisial F.
BACA JUGA: Gerindra, PKS dan PAN Tolak 5 Nama dari Presidium Alumni 212
"Saat itu oknum tersebut telepon pakai Whatsapp, saya tidak bisa merekam pakai telepon. Tapi kebetulan ada teman yang berinisiatif merekam (menggunakan telepon berbeda,red). Nah bahasanya, 'kalau mau rekomendasi bawa saja uang kes Rp 150-170 miliar, saya akan antar ke Prabowo, beres'," ujar Tubagus saat mendampingi La Nyalla, pada konferensi pers yang digelar di Jalan Soepomo, Jakarta Selatan, Kamis (11/1).
Tubagus merupakan seorang pengusaha, yang mengaku sudah seperti adik kakak dengan La Nyalla. Menurut Tubagus, terhadap permintaan tersebut, pihaknya telah menerbitkan cek senilai Rp 70 miliar.
BACA JUGA: Soal La Nyalla, Fadli Zon: Untuk Apa Buat Pak Prabowo?
Namun baru bisa dicairkan pada 27 April 2018, saat mendekati pembayaran bagi saksi yang ditugaskan mengawal di seluruh tempat pemungutan suara (TPS) nantinya. Sementara oknum tersebut menginginkan agar uang diserahkan secara kes.
"Kami buat cek senilai Rp 70 miliar, tapi baru on 27 April 2018, karena mendekati pembayaran saksi. Jadi dana sudah ada, cuma kami kosongkan dulu. Kami luruskan, kami sebenarnya sayang sama Gerindra, kasihan beliau (Prabowo,red). Nah, oknum itu mengancam (kalau soal permintaan mahar diungkap ke publik,red). Dia menyatakan di belakangnya ada ketua asosiasi advokat. Tapi ini kami punya bukti 13 rekaman," katanya.
BACA JUGA: La Nyalla: Saya Bego Kalau Masih Mau Dukung Prabowo
Pengusaha yang memilih pensiun dini dari TNI ini juga mengklaim pihaknya telah mentransfer uang senilai Rp 6 miliar dan sudah masuk ke Hambalang.
"Mas La Nyalla dimintakan uang total Rp 6 milar, itu sudah masuk ke Hambalang. Saya ada bukti SMS dan WA. Oknum itu juga minta dana untuk survei, itu sekali survei Rp 300 juta. Kemudian, ada juga calon bupati di Jatim yang dimintai Rp 3 miliar dalam bentuk dollar Singapura. Uangnya hilang Rp 1 miliar (tidak kembali karena gagal direkomendasikan,red). Sisanya saya tagih, oknum itu bilang nanti berurusan dengan inisial 'M' di DPP (Gerindra,red)," katanya.
Tubagus menegaskan, dugaan permintaan mahar tak hanya terjadi di Jatim. Tapi juga di Jawa Barat.
"Kebetulan saya juga biayai teman (maju Pilkada,red) di Jabar. Kami siap membiayai yang penting perjanjian tak korupsi. Nah, saya di-SMS dan minta tolong ini (konferensi pers dugaan adanya mahar,red) jangan dulu dilaksanakan. Tapi sebagai WNI saya punya hak untuk menuntut agar uangnya dikembalikan," pungkas Tubagus. (gir/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... La Nyalla: Bukannya Tak Sanggup, Tapiâ¦
Redaktur & Reporter : Ken Girsang