Oknum Guru Ajak Siswa Pilih Ketua OSIS Seagama, Bu Retno: Ini Ancaman

Kamis, 29 Oktober 2020 – 06:10 WIB
Ilustrasi logo WhatsApp. Foto: Antara

jpnn.com, JAKARTA - Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Retno Listyarti mengatakan, sikap oknum guru berinisial TS (56) yang mengajak siswa memilih ketua OSIS seagama merupakan sebuah ancaman.

"Ini alarm ancaman atas keragaman di sekolah negeri," ucap Retno dalam keterangan resminya di Jakarta, Rabu malam (28/10).

BACA JUGA: Ganjar Pranowo Diadang Eks Napi Terorisme Jelang Upacara Sumpah Pemuda, Langsung Hormat

Retno menjelaskan bahwa percakapan TS dalam grup WhatsApp ‘Rohis 58’, itu terungkap setelah viral di media sosial.

Dalam percakapan itu, TS yang merupakan guru Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti ini meminta agar anggota grup ‘Rohis 58’ tidak memilih calon Ketua OSIS yang beragama non-muslim.

BACA JUGA: Massa PA 212 Ancang-ancang Gelar Aksi, Secepatnya!

Tangkapan layar pesan yang ditulis TS adalah sebagai berikut: “Assalamualaikum…hati2 memilih ketua OSIS Paslon 1 dan 2 Calon non Islam…jd ttp walau bagaimana kita mayoritas hrs punya ketua yg se Aqidah dgn kita".

“Mohon doa dan dukungannya utk Paslon 3, Mohon doa dan dukungannya utk Paslon 3, Awas Rohis jgn ada yg jd pengkhianat ya,” demikian ditulis TS dalam grup tersebut.

BACA JUGA: Demi Gus Nur, Chandra Menyerahkan Ratusan Surat Pernyataan kepada Bareskrim Polri

Dijelaskan Retno kasus ini sudah ditangani Suku Dinas Pendidikan Wilayah II Jakarta, dan guru yang bersangkutan juga telah diberikan pembinaan oleh kepala sekolah.

Bu guru TS bahkan sudah di-BAP (berita acara pemeriksaan), serta sudah dilaporkan kepala sekolah ke Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta.

Retno menyebutkan, ajakan TS kepada siswa di salah satu sekolah negeri di Jakarta itu untuk tidak memilih Ketua OSIS yang tak seagama dengan mayoritas, menunjukkan penghargaan terhadap keberagaman mulai luntur di negeri ini, termasuk di sekolah negeri.

"Padahal sekolah negeri seharusnya tempat menyemai keragaman karena para siswanya sangat beragam, baik secara agama, suku, status sosial," ucap Retno.

Mantan kepala SMAN 3 Jakarta ini menekankan bahwa sejatinya penghargaan atas keberagaman penting ditanamkan kepada para guru. Tujuannya supaya mereka dapat membudayakan, sekaligus mendorong siswanya untuk menghargai keragaman dan dapat hidup damai dalam perbedaan.

Dia menyebutkan, kunci menyemai keberagaman dan menghargai perbedaan di sekolah berada di tangan  para guru, sehingga penting menanamkan penghargaan atas keragaman kepada para guru dan kepala sekolah.

"Para guru seharusnya menunjukkan sikap menghargai keberagaman karena hal itu selaras dengan prinsip pluralisme. Kebanyakan guru memilih bersikap abu-abu dalam menghargai keberagaman," tambah komisioner KPAI bidang pendidikan ini.

Retno menegaskan, peran guru sangat strategis mewujudkan sila ketiga Pancasila, Persatuan Indonesia, yang tampaknya sudah mulai luntur di sekolah-sekolah.

Membangun budaya menghargai dan hidup dalam keragaman harus dilakukan dengan melibatkan seluruh komponen negara, mulai dari kepala negara hingga kepala sekolah dan guru.

"Sekolah seharusnya menumbuhkan semangat kerja sama dalam keberagaman, bukan justru mendorong keseragaman,” pungkas Retno.(fat/jpnn)


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler