jpnn.com, INDRALAYA - Kasus pencabulan terhadap 26 santri Ponpes yang berada di Desa Talang Pangeran Ulu, Kecamatan Pemulutan Barat, Kabupaten Ogan Ilir (OI) langsung bikin gempar.
Orang tua atau wali murid para santri yang mendapat informas tersebut beramai-ramai akan menarik anaknya dari ponpes tersebut.
BACA JUGA: Korban Pencabulan Oknum Guru Ponpes di Ogan Ilir Bertambah, Totalnya Sebegini, Astaga
Pasalnya, mereka takut anaknya menjadi korban predator selanjutnya. Seperti yang diutarakan wali murid Des, Kamis (16/9/2021).
Menurutnya, anaknya sudah bersekolah di ponpes tersebut lebih dari 3 tahun. Meski sang predator bernama J sudah ditangkap anggota polisi, namun ia tetap khawatir jika anaknya bersekolah di ponpes tersebut.
BACA JUGA: Alex Noerdin Ditahan Kejagung, Jubir: Menjadi Tersangka Bukan Berarti Mutlak Bersalah
“Saya takut saja, saya mau ambil anak saya dari ponpes itu. Mau saya pindahkan ke sekolah biasa saja, tidak usah belajar disini. Kalau soal mengaji, mau saya suruh ke ustazah saja,”jelasnya.
Menurutnya, hendaknya pihak Ponpes lebih terbuka kepada wali murid dan media. Harusnya memberikan keterangan secara jelas, jangan terkesan menutupi.
“Ini bukan aib, ini sudah ada tersangka, artinya sudah ada pelaku yang berbuat. Korbannya banyak anak-anak lagi, otaknya dimana? Coba kalau anak dia yang disodomi, apa reaksinya? Bagaimana masa depannya? Harusnya bilang saja kalau memang predator pedofil J itu pernah mengajar disini, dan kami tidak tahu kalau pelaku adalah predator dan sudah kami pecat. Persoalan sudah diserahkan kepada pihak berwajib,” paparnya.
Jangan jawab ini aib sebagai umat Islam yang harus ditutupi sesama muslim, menjadi alasan pihak Ponpes untuk tidak terbuka.
“Gila itu! Mengatasnamakan sesama muslim, kalau salah ya katakan salah saja, jangan terkesan menutupi. Takut sekali kalau hilang murid, padahal pastilah orang tua waswas menyekolahkan anaknya di situ, otomatis menarik anaknya,” sambungnya.
Senada dengan Des, wali murid lainnya Agu mengatakan hal yang sama.
“Pokoknya saya mau ambil anak saya, mau saya pindahkan sajalah. Padahal banyak harapan saya menyekolahkan anak disitu, tetapi kok malah begini. Ya, saya pindahkan ke ponpes lainnya sajalah yang lebih terakreditasi dan terjamin mutunya,” tegasnya.
Sebelumnya jubir Ponpes tersebut Masrowi menyatakan ketidaksediaannya untuk menerangkan dan menjelaskan berkaitan dengan oknum J dan peristiwa tersebut.
“Saya di sini tidak diperkenankan untuk menyampaikan apa pun terkait hal ini. Terkait hal itu biarlah itu menjadi urusan kami, urusan internal kami, biarlah pertanggungjawaban kami tidak hanya sampai di sini, juga di akhirat nanti. Intinya apa yang menjadi tanggung jawab kami itu yang akan kami kerjakan. Ini aib, tolong jangan diumbar,” jelasnya.
Bahkan dirinya terkesan cenderung melindungi dan menjaga nama baik sang predator. Dirinya pun menyampaikan sebagai sesama muslim, seharusnya kita harus sama-sama menjaga nama baik.
“Etika kita sebagai sesama umat muslim harus saling menjaga nama baik. Berkaitan peristiwa ini, silahkan saudara gali di tempat lain seperti sumbernya di Polda Sumsel. Kami di sini lembaga dakwah, bukan lembaga bisnis,” terangnya.
BACA JUGA: Mencurigakan, Mobil Innova Tak Bertuan Diperiksa Polisi, Isinya Mengejutkan
Ia pun keberatan, dikarenakan jangan sampai para santri diterpa isu yang tidak terkait dengan mereka dan agar dapat fokus dalam mengenyam ilmu. “Jadi harapan kami, mari kita jaga anak kita sebaik mungkin dan kami juga akan bertanggung jawab untuk anak-anak yang dititipkan di sini,” tukasnya.(viv/palpres)
Redaktur & Reporter : Budi