Oknum Kepala Desa Keroyok Pemandu Lagu

Selasa, 30 April 2013 – 08:57 WIB
RENGASDENGKLOK-Seorang pemandu lagu tempat karaoke berinisial DS (27), nyaris tewas dianiaya rombongan oknum kepala desa asal Bekasi. Kejadian berawal ketika DS yang baru sekitar 1 minggu bekerja di tempat tersebut, melayani pengunjung. Seperti biasa, salah satu pengunjung Evi Karoke meminta DS untuk ditemani karaokean. Namun karena pengaruh minuman keras (miras), insiden pun tak terhindarkan.

"Setelah saya selesai melayani rombongan oknum lurah tersebut, saya pulang. Namun sebelumnya dia (pelaku, red) mengatakan, ‘kamu boleh pulang, asal jangan melayani orang lain lagi. Sementara, saat mau pulang saya mengobrol dahulu dengan teman pria saya, kemudian ada teman dari lurah tersebut yang melihatnya. Terus saya ditarik kembali ke dalam ruangannnya, disitu saya langsung dipukuli, oleh para pelanggan Evi Karaoke tersebut yang diduga dalam keadaan mabuk," ungkap DS, saat di temui di Kantor Kepolisian Polsek Rengasdengklok, Senin (29/4).

Kejadian tersebut, sambung DS, terjadi pada Minggu pukul 11.00 WIB. Kondisi dari para pengunjung karoke tersebut, dibarengi dengan miras. Dalam kejadian pemukulan tersebut, ada sepuluh orang lebih teman yang dibawa oleh pelaku. Saat DS berteriak minta tolong kepada pihak keamanan Evi Karoke, tidak ada respon yang dilakukan oleh petugas security.

"Saya dijambak dan ditonjoki oleh mereka, hingga babak belur seperti ini. Namun yang saya kesalkan, pada saat saya minta tolong kepada security malah diam saja," jelasnya.

Adanya kejadian pengeroyokan tersebut, DS langsung melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Rengasdengklok. Kejadian tersebut merugikan dirinya dan hampir merenggut nyawanya. DS mengalami luka lebam akibat pukulan di bagian mata kirinya dan memar.

"Jelas saja saya tidak suka atas apa perlakuan, yang dilakukan oknum lurah tersebut. Apalagi hal tersebut bukan dilakukan sekali ini saja, akan tetapi sudah berulang-ulang kali dan pelakunya masih itu-itu saja," tegasnya.

Namun ketika hendak dimintai keterangan, Kapolsek Rengasdengklok dan Kanit Reskrim  tidak ada di tempat dan tidak bisa di mintai keterangan lebih lanjut. Adanya kejadian tersebut sangat disayangkan warga. Salah seorang warga Rengasdengklok, Maman mengatakan, dari kejadian tersebut membuktikan, adanya tempat karoke tersebut sudah membuat lingkungan sekitar resah. Memberikan contoh serta peran yang kurang baik pada lingkungan. Bahkan dengan memperbolehkan para pelajar yang masih berseragam untuk masuk.

“Saya selaku warga Rengasdengklok akan menagih janji serta komitmen Evi Karaoke, jika adanya pelanggaran seperti yang sudah dikatakan dahulu. Kami akan menutup tempat karoke tersebut," tegasnya.

Sementara Ketua MUI Rengasdengklok, H Endam Damiri mengatakan, jika memang sudah ditemukan adanya pelanggaran  ditempat tersebut, karena tidak sesuai dengan perjanjian dan komitmen yang sudah disepakati, pihaknya siap bertindak.

"Kalau sudah kejadian seperti itu, ya silahkan saja saya menyerahkan kepada pihak berwajib (kepolisian, red). Karena saya tidak mempunyai alat untuk menindak dan menghukum," tegasnya.

Sedangkan menurut Kasi Trantib Rengasdengklok, Endang Wawan mengatakan, dirinya juga siap bertindak jika memang hal tersebut sudah keluar dari kesepakatan dahulu. Namun utnuk menutup tempat karoke tersebut, pihaknya tidak bisa begitu saja dan harus ada prosedur yang di tempuh.

"Kalau untuk menutup tempat karaoke, itu bagian dari mako. Jika ada perintah, kami siap melaksanakan. Karena penutupan perusahaan tidak bisa begitu saja, harus ada prosedur dahulu yang ditempuh," katanya.(diz/vry)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Curiga Karena Istri Minta Cerai, Ternyata Digarap Bupati

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler