Oknum TNI-AL Bacok Suami Istri

Jumat, 15 Maret 2013 – 08:50 WIB
SIGLI--Tindakan Serda Sumardi benar-benar kelewat batas. Hanya karena tak diberi pinjam duit Rp500 ribu, Oknum TNI Angkatan Laut (AL) ini nekat membacok pasangan suami istri (pasutri) hingga nyaris tewas, Kamis (14/3) dinihari pukul 02.30 WIB. Mereka dicacah parang pada bagian tangan dan kepala. Nyawa keduanya selamat setelah berteriak minta tolong dan pelaku melarikan diri. Tentara sadis tersebut berhasil diringkus petugas POM LANAL saat kabur ke Lhokseumawe.

Adalah Juliana dan Yusrizal yang menjadi sasaran amuk sang tentara. Tersangka mendatangi kediaman korban di Gampong Beringin, Meurah Dua, Pidie Jaya pada Kamis dinihari. Menurut pengakuan Ysurizal korban pemabacokan kepada Metro Aceh (Grup JPNN), pada Kamis (14/3), sekira pukul 02.30 wib mereka sedang tidur di rumahnya. Tiba-tiba datang Sumardi sambil menggedor-gedor pintu depan.

"Saya kaget mendengar suara ribut-ribut di depan pintu, lalu bangun dan  membukanya," jelas Yusrizal.

Lalu pelaku meminta uang Rp500 ribu kepada istrinya. Karena tidak punya uang sebanyak itu, lantas cuma diberi Rp50 ribu. Ternyata Sumardi naik pitam, bergegas menuju dapur.

"Dari dapur ia mengambil parang milik kami. Selanjutnya mendobrak pintu kamar untuk mencari uang. Karena tak menemukan duit, ia pun membacok istri saya yang sedang tidur hingga terluka dibagian kepala," kata korban lagi.

Sadar keselamatan jiwanya terancam, Yusrizal berupaya menjerit. Hal ini membuat si tentara semakin nekat dan menebaskan parang ke arah tangan dan kepala temannya tersebut. Korban pun berlari keluar rumah sambil berteriak minta tolong kepada warga.

Cara tersebut rupanya cukup ampuh membuat ciut nyali Sumardi. Takut aksinya diketahui massa, oknum TNI AL ini segera berlari meninggalkan lokasi kejadian. Sementara pasangan Yusrizal dan Julaiana ditolong tetangga untuk dibawa ke rumah sakit.

Ketika ditanya Metro Aceh penyebab Serda Sumardi naik pitam, Yusrizal menampik soal hutang dirinya. "Kalau dia yang berhutang Rp1 juta memang betul. Itu pun belum dibayar dan kami tak mungkin memberi lagi kepadanya. Saya dulu mengenal dia ketika berada di Belawan, Medan. Nggak tau kenapa malah kami yang jadi sasaran amuk tentara sadis tersebut," kata Yusrizal.

Korban secara tegas menolak perdamaian yang ditawarkan komandan tersangka. "Saya minta aparat keamanan untuk menghukum dia. Jangan mentang-mentang tentara atau militer, seenaknya menghakimi rakyat. Tidak ada perdamaian, kami tidak mau berdamai dengan dia. Hukum dia seberat-beratnya," kata Yusrizal.

Terkait kejadian ini, Dan Lanal Lhoek Seumawe Letkol Laut Tatur Soniarto melalui Pasi Intel Kapten Mar Basir kepada Metro Aceh, Kamis (14/3), mengaku, pihaknya akan mengobati korban hingga sembuh. "Kita tetap selesaikan kasus ini secara kekeluargaan," tegasnya.

Namun demikian kata Basri, pelaku tetap akan dihukum akibat kesalahannya. Apapun cerita memukul orang tetap salah dan pihaknya tetap menyelesaikan kasus tersebut, sehingga tidak berlarut-larut."Kita komitmen untuk menyelesaikan kasus ini secara damai dan proses hukum,"tuturnya. (mir)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pemerkosa Pelajar Divonis 10 Tahun

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler