jpnn.com - MALANG – Oktovianus Maniani merasa mendapat tekanan dari Balistik - sebutan untuk suporter Persiba Balikpapan –, saat laga Sabtu (10/9).
Maklum, Okto dicap sebagai pengkhianat setelah keputusannya hengkang dari Persiba ke Arema Cronus pada putaran kedua Indonesia Soccer Championship (ISC) A.
BACA JUGA: Bahas Kitas Pemain dan Pelatih Asing, Ditjen Imigrasi Panggil PSSI
Pada laga tersebut, Okto benar-benar mendapatkan teror dari pendukung tuan rumah. Terutama saat dia menggiring bola.
”Ini jadi ujian mental bagi saya. Mereka terus berteriak huuu saat saya bawa bola,” kata gelandang berusia 25 tahun ini.
BACA JUGA: Timnas Kecewa dengan Kualitas Bola Ofisial AFF U-19
Situasi itu, kata Okto, sempat memengaruhi permainannya. ”Sempat sedikit down juga. Tapi, saya harus melawan (perasaan) itu. Saya harus profesional. Sebab, saya sekarang membela Arema,” kata pemain bernomor punggung 28 itu.
Meski begitu, Okto mengaku laga lawan Persiba Balikpapan bukanlah penampilan terbaiknya.
BACA JUGA: PSSI Turuti Maunya Alfred Riedl
Beberapa kali dia kehilangan bola. Soal itu Okto menyalahkan kondisi lapangan.
”Karena habis hujan, lalu panas, tanah di lapangan itu mengeras. Jadi, waktu dribble, banyak lepasnya,” ujar mantan pemain PSMS Medan ini.
Selain itu, saat menghadapi Persiba, Okto bermain pada posisi baru. Yakni di sayap kiri.
Sebelumnya, saat menghadapi Madura United pada 2 September, Okto bermain di posisi sayap kanan.
”Sebenarnya tidak masalah. Hanya perlu adaptasi saja. Lama-lama juga terbiasa,” ucap pemain yang namanya mencuat saat memperkuat timnas di ajang Piala AFF 2010 itu.
Lebih lanjut, Okto berharap mampu menampilkan permainan yang lebih baik saat menghadapi Bhayangkara FC, 17 September mendatang.
”Pasti akan lakukan yang lebih baik lagi untuk Arema di pertandingan nanti,” tandas Okto. (adk/c2/muf/sam/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Latihan di Singapura, Para Atlet Karate Ini Pede Habis
Redaktur : Tim Redaksi