Oli dari Kapal Karam Cemari Perairan Batam

Minggu, 27 Januari 2013 – 18:01 WIB
BATAM - Karamnya kapal Systemindo Perdana Batam di belakang Pulau Mengkadah telah mencemari perairan sekitar lokasi kapal karam itu. Bagaimana tidak, sekitar 60 ton cairan oli dari badan kapal itu tumpah dan menyebar ke periaran sekitarnya.

Akibatnya, nelayan Pulau Mangkadah, Pulau Buluh, Dapur 12, Tanjunguncang dan pulau-pulau lain di sekitarnya menanggung akibat. Tercemarnya perairan itu pun membuat tangkapan nelayan menurun. Ironisnya, sampai saat ini pemilik kapal atau pihak yang bertanggung jawab dengan kapal tersebut masih membiarkan kapal tersebut di lokasi karam. Bahkan nelayan sekitar melalui Gerakan Pemuda dan Nelayan Pulau-Pulau Indonesia (GPNPI) sudah berusaha mencari tahu siapa pemilik kapal itu namun belum diketahui sampai saat ini.

Pemilik kapal sepertinya melepaskan tanggung jawab atas karamnya kapal yang merugikan nelayan dan merusak ekositem laut itu.
"Padahal ada sekitar 60 ton oli sudah tumah kelaut, tapi pemilik maupun pemerintah kota Batam masih tutup mata dengan pencemaran ini," kata Mahmud perwakilan nelayan Pulau Mengkadah seperti dilansir Batam Pos.

Saat ini, katanya, kondisi perairan di sekitar lokasi karamnya kapal tanker itu benar-benar tercemar. Cairan oli menyebar ke berbagai penjuru. Bahkan pohon bakau di pesisir sekitar pulau Mengkadah kental dilumuri cairan oli.

"Biasanya kepiting atau udang banyak di pesisir yang ada pohon bakau, tapi dua bulan belakangan ini tak ada lagi. Karena cairan oli sudah menyebar kemana-mana," ujar Mahmud lagi.

Brian, nelayan Pulau Bulu lainnya menuturkan, selama ini memang peraiaran di sekitar wilayah Tanjunguncang sudah cukup tercemar oleh buangan cairan minyak dari perusahaan galangan kapal. Namun kini kondisi ini diperparah lagi dengan tumpahan oli dari kapal tengker yang karam itu.

"Jadi kalau pihak terkait tutup mata dengan kenyataan ini, mau makan apa nelayan di sini. Kami butuh hidup, sekolah anak dan lainnya, jadi tolong perhatikan nasib kami juga. Jangan main buang-buang saja ke laut. Laut adalah mata pencaharian kami," katanya. (eja/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Budidaya Udang Vanname akan Diseriusi

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler