KOTABARU – Kegentingan laut di Kotabaru membuat Bupati H Irhami Rijdani menginstruksikan kepada para pemimpin daerah di beberapa kecamatan agar menginformasikan keadaan terkini kepada Pemda secepatnya sampai keadaan normal kembali, sehingga pemerintah segera memberikan bantuan. Hal tersebut sangat beralasan, karena sementara, dari laporan di 4 Kecamatan, didapat data kalau total rumah yang rusak ada 102 buah, dan mesjid satu buah rusak berat.
Yang terbanyak ada di Kecamatan Pulau Laut Tengah, ujar Camat Djoko Mutiyono sebanyak 78 rumah disana mengalami kerusakan. Sedangkan Camat Pulau Laut Barat, Zainuddin mengatakan kalau di daerahnya ada 15 buah rumah yang rusak. Camat Pulau Sembilan, Jabir melaporkan kepada Radar Banjarmasin (Group JPNN), kalau ditemukan 11 buah rumah yang rusak. Sementara Camat Pulau Laut Kepulauan M Johan Arifin lewat seluler memastikan hanya ada satu buah rumah disana yang rusak karena tertimpa pohon kelapa.
Dan dari laporan Kepala Sekolah MTs DDI Teluk Temiang Kecamatan Pulau Laut Barat, Borrahim MSi, satu mesjid di desa mereka rusak berat akibat tertimpa pohon mangga. “Sementara nelayan disini kesulitan, karena ombak besar dan mereka tidak bisa melaut, karena sangat berbahaya,” ujarnya menambahkan.
Sesuai dengan laporan dari Kepala BMKG (Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika) Kotabaru, Stamet, bahwa gelombang tinggi mungkin masih akan ada sampai tanggal 22 (hari ini, Red), para Camat tersebut yang masing-masing dihubungi Radar Banjarmasin mengatakan telah melarang para nelayan untuk melaut sampai keadaan laut tenang kembali.
“Anak-anak pelajar yang mengikuti lomba Olimpiade Olahraga Dan Seni Nasional Se-Kotabaru di Tanjung Seloka saya larang untuk pulang ke Pulau Sembilan, karena keadaan laut masih mengkhawatirkan,” ujar Camat Jabir. Dan Camat Johan juga mengatakan sama kalau memang keadaan laut masih mengkhawatirkan, meski kegiatan Olimpiade yang dilaksanakan di daerahnya berlangsung aman dan tertib.
Secara terpisah, Wabup Rudy Suryana yang ditemui di acara sosialisasi Tim BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Kotabaru mengatakan agar masyarakat tidak perlu terlalu khawatir dengan kejadian itu, namun harus tetap waspada. Karena, ujarnya, dari laporan BMKG, dikatakan bahwa peristiwa itu bukan tsunami, tapi hanya gelombang tinggi yang memang sering terjadi di laut Kotabaru.
Kepala BPBD sendiri, Tri Basuki Rachmad mengatakan kalau pihaknya siap siaga selama 24 jam, menananggulani bencana dimanapun, diseputaran Kotabaru. “Kami memang terkendala masalah transportasi utamanya dalam penyeberangan laut, tapi itu tidak menjadi alasan bagi kami untuk tidak bertugas,” tegasnya, yang ditemui dalam keadaan sakit, akibat malam-malam pergi ke lokasi musibah tersebut.
Memang dari pantauan Radar Banjarmasin, para warga banyak yang mengungsi kedaratan tinggi, bahkan Bupati H Irhami Ridjani sendiri sudah meninjau keadaan warga dan memberikan bantuan dara dana pribadinya sendiri, Selasa (20/03).
“Semoga bantuan yang diberikan berguna dan sedikit meringankan beban yang menimpa masyarakat, dan ikut prihatin atas musibah yang menimpa,” ujarnya kepada Radar Banjarmasin.
Dan sementara ini, selain dari bantuan yang diberikan Bupati, Wabup, dan tim BPBD berupa bahan makanan, puluhan mahsiswa STIKIP Paris Barantai juga masih menggalang dana di jalan-jalan. “Kalau tidak sekarang, maka besok kami akan menyerahkan bantuan kepada warga,” ujar kepala BAAK STIKIP Paris Barantai, Budi.
Meski demikian beberapa warga ada juga yang memilih mengungsi ke daerah yang benar-banar aman. Seperti yang dilakukan Ciana, guru muda di SMPN 2 Pulau Laut Tengah (sekolahan tersebut sekarang dipakai warga untuk mengungsi, Red), dia lebih memilih mengungsi ke desa Baharu Utara, berjarak sekitar 80 kilometer dari lokasi kejadian gelombang tinggi.
“Saya takut sekali, dan mana kabarnya di Sulbar juga terjadi peristiwa serupa, disana ada orang tua saya tinggal, semoga musibah ini cepat selesai, kasian juga murid-murid di sekolah tidak bisa belajar,” keluhnya. (mr-119)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dua Tewas, Ribuan Rumah Rusak
Redaktur : Tim Redaksi