jpnn.com - JAKARTA- Organisasi pemerhati sepak bola tanah air, Save Our Soccer menyebut sudah puluhan nyawa menjadi korban karena sepak bola.
Dari data yang mereka miliki, total sudah ada 51 kasus meninggalnya suporter di tanah air sejak Liga Indonesia (Ligina) digulirkan.
BACA JUGA: Wow! Indonesia Targetkan 20 Emas di Asian Games 2018
Data dari Balitbang SOS menyebutkan, Omen Muhammad Rovi (17 tahun) adalah korban ke-51 dan sekaligus keempat yang jadi tumbal perseteruan Bobotoh, pendukung Persib, dengan The Jakmania, penonton Persija.
Sebelumnya ada Rangga Cipta Nugraha (22), Lazuardi (29), dan Dani Maulana (17) yang meninggal setelah dikeroyok oknum suporter The Jakmania.
BACA JUGA: Kalau Empat Persib Djadjang Keberatan, Cuma Dua Silakan..
Kejadian bermula pada Sabtu (22/10), saat Omen dan rekannya mengendarai motor melewati jalan Inspeksi Kalimalang di kawasan pintu 10 Jababeka.
Keduanya saat itu akan menonton laga Persib kontra Persegres di Stadion Wibawa Mukti, Cikarang.
BACA JUGA: Puncak Klasemen Serie A Bukan Target AC Milan
Dalam perjalanan mereka kemudian dilempar dengan batu dan helm oleh sekitar 30-an orang hingga Omen terjatuh.
Massa beratribut The Jakmania itu kemudian mengeroyok dan meemukulinya sebelum dibubarkan warga.
Koordinator SOS Akmal Marhali mengakui tewasnya Omen dan suporter lainnya tak seharusnya terjadi.
Fanatisme terhadap tim yang didudukung, apapun itu timnya, tak semahal harga sebuah nyawa.
"Kejadian ini tak boleh lagi terulang. Polisi harus mengusut tuntas pelakunya dan memberikan hukuman sepadan agar ada efek jera,” katanya.
Budaya permusuhan itu menurut Akmal harus dihilangkan karena dalam sepak bola yang ada hanyalah rivalitas di dalam stadion.
Di luar identitas itu tak perlu ditonjolkan.
"Ini harus dipahami semua elemen sepak bola di tanah air. Sepak bola adalah hiburan, bukan tempat pemakaman," tandasnya. (dkk/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Momentum Samsul Kembali ke Starting Line Up Maung Bandung
Redaktur : Tim Redaksi