jpnn.com, LAMPUNG - Penemuan dua mayat dalam kondisi mengenaskan di tengah sawah benar-benar menghebohkan warga dusun Kalibundar Desa Kalicinta Kecamatan Kotabumi Utara, Kabupaten Lampung Utara (Lampura), sekitar pukul 11.00 WIB, Senin (20/3).
Pasalnya dua korban bernama Sumarijah, 60, dan anaknya Supriyani, 35, tewas saat memanen padik miliknya.
BACA JUGA: Polisi Ini Bersujud Cium Kaki Ibunya di Ruang Sidang
Kuat dugaan, keduanya menjadi korban pembunuhan. Pasalnya di sekujur tubuh kedua korban terdapat luka bacok.
Berdasarkan pantauan di lokasi, Sumarijah mengalami luka bacok di kepala bagian depan, dan terdapat sayatan pada kedua pergelangan kaki dan tangannya hingga nadi terputus, serta luka sayat di bagian perut dan memar di sekujur tubuh.
BACA JUGA: Bambang D.H. Langsung Evaluasi Pengurus PDIP Lampung
Hal serupa juga dialami Supriyani, anak kedua dari pasangan Supardi, 63, dan Sumarijah ini mengalami lima luka bacok di bagian kepala depan dan belakang. Selain itu, terdapat luka sayat di kedua tangan hingga nadi terputus.
Hingga saat ini belum diketahui motif pembunuhan sadis tersebut. Namun kuat dugaan, kedua menjadi korban pembunuhan yang dilatar belakangi unsur dendam.
BACA JUGA: Dikira Boneka, Ternyata Mayat Perempuan Tanpa Busana
Berdasarkan informasi yang dihimpun Radar Lampung (Jawa Pos Group), pertama kali jasad Sumarijah dan Supriyani ditemukan Sutopo, 40, yang merupakan menantu Sumarijah dan istri dari Supriyani.
Kepada awak media, Sutopo suami Supriyani mengatakan bahwa istrinya dan ibu mertuanya berangkat ke sawah tidak jauh dari rumahnya, sekitar pukul 05.30 Wib, Selasa (21/3).
Selanjutnya, pada pukul 11.00 Wib, ketika dia ingin mengantar minuman dan makanan ke tempat istrinya dan mertua memanen padi miliknya, dia terkejut melihat kedua korban bersimbah darah di tengah sawah.
“Saya terkejut, melihat mertua dan istri tergeletak di tegah sawah. Apalagi, terdapat luka bacokan dan sayatan benda tajam hingga urat nadi putus,” ujar Sutopo.
Dia mengaku, melihat kondisi itu, lalu berteriak meminta pertolongan warga setempat. Tidak lama beberapa warga langsung menuju lokasi dan melaporkan peritiwa itu ke Polres Lampura.
"Saya langsung teriak minta tolong kepada warga. Tidak lama warga berdatangan ke lokasi. Ada juga yang melapor polisi,” ungkapnya.
Dia menuturkan, istrinya merupakan sosok wanita yang baik dan tidak memiliki masalah dengan keluarga dan orang lain. Terlebih mertuanya juga merupakan sosok yang bersahaja dan tidak memiliki permasalahan dengan orang lain.
“Akhir-akhir ini, sepengatahuan saya, baik istri maupun mertua tidak ada permasalah. Bahkan sama tetangga sekalipun, tidak pernah selisih paham, apa lagi memiliki musuh,” bebernya.
Supardi, 63, suami dan ayah Supriyani saat dikonfirmasi di RSUD Ryacudu Kotabumi mengatakan, dirinya mendapatkan informasi tewasnya istri dan anak kandungnya itu dari Kepala Desa (Kades) setempat.
Dia menjelaskan, istrinya diminta Supriyani untuk membantu memanen padi milik anaknya berada di Dusun Kali Bunder, Desa Kalicinta Kecamatan Kotabumi Utara, Kabupaten Lampura.
“Istri saya dijemput Supriyani kemarin (20/3) sekitar pukul 10.00 WIB. Saat itu, anak saya minta tolong untuk memanen padi di sawah miliknya,” ungkap Supardi.
Dia menegaskan, baik keluarga besarnya tidak pernah memiliki musuh. Dirinya juga mengklim, tidak mengetahui motif pembunuhan istri dan anaknya tersebut.
Terpisah Kasat Reskrim Polres Lampura, AKP Supriyanto Husin mengatakan, peristiwa yang menimpa Supriyani dan Sumarijah adalah murni pembunuhan.
Hal itu, kata dia, dilihat dari luka yang dialami keduanya yang cukup parah. Namun dirinya belum bisa memastikan apa motif dibalik pembunuhan sadis tersebut.
“Kami masih terus melakukan penyelidikan atas kasus ini,” sebut Supriyanto.(ozy)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Mayat Korban Mutilasi di Tapsel Dimakamkan di Medan
Redaktur & Reporter : Budi