BACA JUGA: Mulai Tawarkan Obligasi USD 500 Juta
"Pada 2014 nanti, kita menargetkan bengkel lokal bisa menyerap pasar maintenance, repair dan overhaul (MRO) sampai USD 1,2 miliar atau 60 persen dari total perkiraan belanja perawatan pesawat USD 2 miliar," ujar Presiden Indonesian Aircraft Maintenance Shop Association (IAMSA), Richard Budihadianto akhir pekan lalu
BACA JUGA: PII Incar Investasi Rp 407 M
Menurut dia, tahun ini saja ada 300 unit pesawat dari berbagai maskapai
BACA JUGA: Argo Lepas Lima Miliar Saham Alam Sutera
Oleh karena itu, pihaknya berharap bengkel-bengkel pesawat lokal bisa melihat hal ini sebagai sebuah potensi yang sangat besar dan patutu untuk diperebutkan"Pasar ini kalau tidak diambil bengkel dalam negeri bisa lari ke negara-negara tetangga," tukasnyaSayangnya, kata dia, perbankan nasional masih belum melihat bisnis perawatan pesawat sebagai peluang bisnis jangka panjang yang berprospek besarMinimnya informasi yang dimiliki perbankan tentang industri MRO itulah yang menjadi salah satu penghalang bagi para pengusaha bengkel untuk memeroleh dana pinjaman dari bank"Ini terutama dialami oleh bank-bank dalam negeri," cetusnya.
Akibatnya banyak perusahaan MRO yang kemudian mencari pinjaman ke lembaga keuangan lain, maupun bank asing meskipun pada umumnya mereka mematok bunga yang lebih tinggi"Ketika ada bank yang mau memberikan kredit, mereka meminta bangunan fisik sebagai agunanPadahal aset terbesar bisnis ini adalah fasilitas peralatannya, tetapi ditolak karena sifatnya tidak liquidAkibatnya, dana kredit yang dikucurkan pun sangat kecil sekali," terangnya.
Selain itu, bank juga bersikukuh agar kontrak pengerjaan dijadikan sebagai agunanSementara menurut Richard, kontrak pengerjaan dalam bisnis ini sulit untuk dijadikan sebagai jaminan seperti bisnis lain karena pengguna jasa bisa dengan sewaktu-waktu memutuskan kontrak kerja mereka dengan bengkel ketika mereka merasa tidak puas"Itu kenyataannya, meskipun sampai saat ini belum ada kasus seperti itu di Indonesia," tukasnya
Sementara itu, Dirjen Perhubungan Udara Kemnterian Perhubungan, Herry Bakti mengungkapkan, industri penerbangan cukup memiliki ketergantungan besar pada peran bengkel-bengkel perawatanKarena bengkel-bengkel itulah yang bisa memberikan jaminan terpenuhinya unsur keamanan dan keselamatan, serta kenyamanan dari setiap pesawat yang dioperasikan"Ini akan terus meningkat sejalan dengan upaya maskapai menambah armada," tuturnya
Pihaknya mengakui bahwa bisnis bengkel pesawat itu masih terkendala masalah pendanaanOleh karena itu, pemerintah akan membantu bengkel-bengkel perawatan pesawat untuk meyakinkan dunia perbankan"Kita akan bantu menjelaskan kepada perbankan tentang prospek bisnis ini, karena perbankan itu kan sederhana sajaTarget mereka cuma satu, yang penting uangnya kembali," jelasnya(wir/aj/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Mandala Terbangi Rute Internasional
Redaktur : Tim Redaksi