Omzet PD Farmasi Turun

Kamis, 21 Juni 2012 – 01:12 WIB

KEJAKSAN – Persoalan kembali membelit perusahaan daerah milik Pemkot Cirebon. Direktur PD Farmasi Adi Suprapto menyebut omzet PD Farmasi tahun 2011 turun, dari biasanya Rp1,8 miliar, menjadi Rp1,3 miliar, atau turun Rp700 juta.

Di depan Komisi B DPRD Kota Cirebon, Adi mengatakan, sejak RSUDGJ menerapkan sistem satu pintu terhitung Maret 2012, membawa konsekuensi bagi Apotek Ciremai 2, salah satu unit usaha PD Farmasi, yang berada di dalam rumah sakit harus tutup. Untuk itu, kata dia, target yang selama ini dicanangkan Rp1,8 miliar, akan mengalami penurunan. Terlebih lagi dengan kebijakan rumah sakit satu pintu, membuat Apotek Ciremai 2 harus keluar dari rumah sakit. Padahal tahun-tahun sebelumnya PD Farmasi selalu melampui target. Mulai dari 127 persen hingga 133 persen.
 
Solusi atas hilangnya omzet, Adi mengaku telah melakukan kerja sama dengan PDAM. Khususnya terkait dengan pengobatan karyawan PDAM. Jika selama ini kerja sama dengan PDAM hanya Rp2 juta, tapi dengan kerja sama yang baru omzetnya bisa mencapai Rp40 juta. Solusi lainnya, menurut Adi, di antaranya dengan mengikuti tender pengadaan obat-obatan. Meskipun margin keuntungan yang didapatkan sangat kecil. Karena PD Farmasi bukan produsen atau distributor tunggal. Bahkan PD Farmasi ikut pengadaan obat-obatan hingga Tegal, Jawa Tengah.

Asisten Perekonomian dan Pembangunan Pemkot Cirebon, Ir Vicky Sunarya menilai, kebijakan RSUDGJ yang menerapkan sistem satu pintu, seharusnya tidak perlu terjadi. Karena antara Apotik Ciremai 2 dan rumah sakit sebenarnya bisa saling membantu. Apalagi kedua-duanya adalah bagian dari pemkot. RSUDGJ milik pemkot, begitu juga PD Farmasi. “Harusnya bisa saling membantu,” kata Vicky.

Kabag Perekonomian Pemkot Cirebon, Agus Mulyadi MSi mengakui, dampak dari sistem satu pintu memang ada. Apalagi kebijakan itu adalah kebijakan rumah sakit, dan Apotek Ciremai 2 termasuk yang ada di dalam wilayah rumah sakit. Karena ditutup, maka dimerger termasuk SDM-nya dimasukkan ke Apotek Ciremai 1 dan Ciremai 3. Meski tidak berdampak kepada pemutusan hubungan kerja.

“PD Farmasi juga kami dorong untuk melakukan kerja sama dengan PD-PD lain, termasuk PDAM,” kata mantan wadir umum dan keuangan RSUDGJ ini. Agus juga menyarankan kepada PD Farmasi, tahun ini akan mendapatkan penyertaan modal sebesar Rp1,4 miliar. Hendaknya dapat dilakukan kajian yang visible. Selain itu kedepannya juga perlu adanya perubahan perda untuk membuat unit usaha di bawah PD Farmasi.

Ketua Komisi B DPRD Kota Cirebon, H Ahmad Azrul Zuniarto SSi Apt menyampaikan pertemuan ini sebenarnya ingin mendengarkan penjelasan langsung dari PD Farmasi, terkait dampak penutupan apotek Ciremai 2. Apalagi tahun ini pemkot akan melakukan penyertaan modal Rp1,4 miliar ke PD Farmasi. Untuk itu, komisi mempertanyakan peruntukan penyertaan modal. (abd)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kacab ASDP Merak Dicopot Mendadak


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler