Operasi Empat Hari, Bekuk Sembilan Teroris

Jumat, 16 Mei 2014 – 13:11 WIB
GERAK CEPAT: Polisi mengamankan barang bukti dari rumah kontrakan di Desa Sumber, Kecamatan Trucuk, Klaten, Jateng, Kamis (15/5). (Jawa Pos Radar Solo)

jpnn.com - JAKARTA – Operasi Densus 88 Antiteror selama empat hari terakhir berbuah manis. Tim khusus antiteror Mabes Polri tersebut sukses meringkus sembilan terduga teroris di tiga kota di tiga provinsi. Yakni, Indramayu, Jabar; Lamongan, Jatim; dan Klaten, Jateng. Operasi terakhir Kamis (15/5) di Klaten berhasil menciduk lima terduga teroris kelompok Poso.

Menurut informasi yang diperoleh Jawa Pos, penangkapan teroris di Klaten kemarin berlangsung sejak pagi. Sekitar pukul 07.00 polisi menggerebek sebuah rumah kontrakan di Dukuh Sumber Wetan, Desa Sumber, Kecamatan Trucuk. Setelah meringkus para penghuni kontrakan, polisi beralih ke sebuah bengkel las di kecamatan yang sama.

BACA JUGA: Revolusi Mental Jokowi Dianggap Untuk Sindir Prabowo

Kadivhumas Mabes Polri Irjen Ronny F. Sompie mengatakan, lima terduga teroris yang diamankan di Klaten bernama Arif alias Tomy, Selamet, Rofiq, Arifin, dan Yusuf. Dari bengkel las di Trucuk, polisi menyita sejumlah barang bukti. Di antaranya, 15 senjata api panjang gas kaliber 7 mm, 2 pucuk senpi pendek gas kaliber 7 mm, dan 1crossbow (panah mekanik). Ada juga senjata lain berupa panah, 5 pedang panjang, 6 pedang ukuran sedang, dan 25 pucuk pisau lempar. ’’Densus juga menyita dokumen pembuatan bom di bengkel tersebut,’’ terang Ronny.

Penangkapan lima orang tersebut berawal dari operasi di Indramayu pada Senin (12/5). Saat itu Densus meringkus buron bom Tentena, Poso, pada 2005 bernama Rifki alias Bondan alias Royan. Jebolan kamp pelatihan di Moro, Filipina, tersebut diringkus di sebuah rumah makan di Indramayu.

BACA JUGA: Wasekjen PBNU: Jokowi itu Muslim yang Baik dan Rajin Salat

Hari berikutnya, Densus bergerak ke Lamongan dan meringkus buron lain bernama Ramuji alias Kapten alias Ahmad di kawasan Paciran. ’’Yang bersangkutan terlibat pelatihan militer di Poso sekaligus penyuplai logistik,’’ terang mantan Kapolwiltabes Surabaya itu.

Kemudian, Rabu malam (14/5), Densus bergeser ke Klaten dan meringkus Salim alias Ustad Yahya. Sama dengan Rifki, Salim juga merupakan buron kasus kerusuhan Poso dan turut dalam peristiwa bom Tentena. Dia ditangkap bersama salah seorang rekannya, Setiawan. Namun, peran Setiawan belum bisa terungkap.

BACA JUGA: Ali Masykur Musa Tak Pusingkan Hasil Konvensi

Seluruh terduga teroris yang tertangkap merupakan pengikut Santoso. Menurut Ronny, saat ini Densus melanjutkan operasi dan menggeledah beberapa tempat lain berdasar hasil pemeriksaan para terduga teroris yang tertangkap. ’’Kita tunggu saja perkembangannya,’’ ujar dia.

Jawa Pos Radar Solo melaporkan, penggerebekan teroris di Klaten kemarin menarik perhatian warga. Kaur Pemerintahan Desa Sumber Suratman menjelaskan, Densus 88 mulai menggerebek sekitar pukul 07.00. Saat penangkapan, jalan di depan bengkel tempat persembunyian terduga teroris sudah ditutup polisi.

”Ada sekitar lima unit mobil yang digunakan polisi saat melakukan penggerebekan. Tiga orang diamankan dengan mobil warna putih. Kemudian, barang bukti dimasukkan karung, peti dan kardus dimasukkan mobil lain,” ungkapnya.

Dari rumah dua lantai tersebut, polisi mengamankan puluhan barang bukti. Di antaranya, senjata api rakitan laras panjang, pistol, dan senjata tajam. ”Ada juga anak panah yang dimasukkan kotak ikut diamankan. Selain senjata, polisi menyita bubuk warna putih yang diduga sebagai bahan peledak. Saya melihat ada gotri, sangkur, rencong,” ujar Surono, warga yang menyaksikan penyergapan itu.

Lokasi penggerebekan terduga teroris berada sekitar 20 meter dari kantor Desa Sumber. Di bagian depan bangunan dua lantai itu ada tulisan bengkel las yang melayani pembuatan pagar, terali, dan pintu.

Penangkapan sejumlah teroris itu mengundang perhatian Rafiq Syamsuddin, mantan kombatan Poso. Dia mengaku tidak mengenal nama-nama yang dicap sebagai teroris Poso tersebut. ”Mungkin yang ditangkap itu teri-terinya atau yang kami biasa sebut KW,” ujar Rafiq saat dihubungi koran ini. Menurut dia, salah seorang buron kasus Tentena yang dirinya kenal bernama Upik alias Prof. ”Nama-nama yang ditangkap itu saya tidak kenal,” paparnya.

Mantan narapidana kasus terorisme yang kini beralih menjadi pengusaha media itu merasa terusik dengan terduga terorisme yang selalu dikaitkan dengan Poso. ”Kami tentu berharap penangkapan segera dilakukan pada pelaku utamanya dan tak lagi dikait-kaitkan dengan Poso,” ujarnya.

Sementara itu, Ali Fauzi, mantan kombatan asal Lamongan, mengungkapkan bahwa penangkapan tersebut mungkin berkaitan dengan informasi adanya kegiatan kelompok Santoso. ”Diperkirakan kelompok itu bakal mengadakan amaliah bom bunuh diri saat pilpres,” katanya. (byu/gun/oh/mas/JPNN/c10/ca)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ratusan Honorer K2 Gagal Tagih Janji MenPAN-RB


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler