jpnn.com, SURABAYA - Sejak awal Januari, Pemprov dan Bulog Jatim menggelontorkan beras murah lewat operasi pasar (OP) secara masif di seluruh wilayah.
Hanya, hingga saat ini, harga bahan pokok tersebut belum kunjung stabil.
BACA JUGA: Harga Beras Naik, Kualitas Malah Turun
Bahkan, sepekan terakhir harga beras cenderung naik. Meski demikian, pemprov menegaskan bahwa Jatim tidak butuh untuk menambah stok dari luar.
Dari data hasil pemantauan harga bahan pokok Disperindag Jatim, hingga pekan ini harga semua jenis beras naik jika dibandingkan dengan pekan sebelumnya.
BACA JUGA: Alamak, Kenapa Harga Beras Naik?
Jenis beras bengawan, misalnya, saat ini rata-rata harga di kabupaten/kota se-Jatim di kisaran Rp 12.051 per kilogram.
Angka tersebut tidak jauh beda jika dibandingkan dengan harga rata-rata pekan lalu Rp 12.106 per kilogram.
BACA JUGA: Pak Jokowi, Tolong Hentikan Impor Beras
Lonjakan harga cukup tinggi terjadi pada beras jenis IR64. Jika pekan lalu IR64 seharga Rp 10.500 per kilogram, pekan ini harganya naik signifikan hingga tembus Rp 11.459 per kilogram.
Kepala Disperindag Jatim M. Ardi Prasetyawan membenarkan bahwa hingga kini harga beras masih fluktuatif.
Meski demikian, pemprov optimistis bisa mengatasi itu. ''Operasi pasar terus dilaksanakan di seluruh Jatim,'' katanya.
Sesuai dengan rencana, program itu dilaksanakan hingga Maret nanti. Lewat operasi pasar tersebut, pemprov yakin harga beras di Jatim segera stabil.
''Sebab, dengan OP dalam jangka waktu panjang, stok beras di seluruh Jatim tercukupi,'' katanya.
Sejatinya, sejak awal Januari, pemprov dan bulog melaksankan OP dengan menggunakan cadangan beras pemerintah (CBP) ke seluruh kabupaten/kota secara masif.
Pelaksanaan OP tersebut bekerja sama dengan pengelola pasar-pasar di seluruh kabupaten/ kota.
Di bagian lain, Gubernur Jatim Soekarwo menegaskan bahwa pemprov tetap menolak opsi masuknya beras impor ke Jatim.
Sebab, selain stok beras masih cukup, saat ini sejumlah kabupaten/kota memasuki masa panen.
''Jadi, stok besar kita masih sangat surplus,'' katanya.
Hingga kini, estimasi panen beras di seluruh wilayah Jatim masih sesuai proyeksi.
Dengan demikian, diproyeksikan pada Maret nanti stok beras di Jatim tembus 2 juta ton.
Hingga kini, hal utama yang membuat harga beras belum stabil adalah persoalan panic buying.
Persediaan beras di Jatim dikhawatirkan bakal tersedot ke luar daerah yang stok berasnya tidak banyak. (ris/c4/end/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ketika Zulhasan Dengarkan Curhat Pedagang Beras Pasar Gede
Redaktur & Reporter : Natalia