MATARAM-Operasi penyakit masyarakat (pekat) yang menyasar hotel-hotel melati menuai kritik. Aparat kepolisian dituding hanya berani merazia hotel-hotel kecil.
Tudingan itu dipaparkan dalam selembar surat kaleng yang beredar beberapa hari lalu. Surat itu juga berisi hujatan dan cacian terhadap aparat kepolisian.
Namun, polisi tidak terlalu menanggapi surat itu. Mereka beralasan, operasi pekat sudah memiliki pertimbangan. ‘’Kita tidak sembarang razia. Setiap tindakan itu berdasarkan analisa situasi lapangan,’’ kata Kasubaghumas Polres Mataram, AKP Arief Yuswanto.
Menurutnya, analisa yang digunakan pihaknya itu hasil pantauan intelijen terhadap situasi keamanan dan ketertiban. Jika dari hasil pantauan di salah satu hotel kerap dimanfaatkan untuk berbuat mesum, maka pihaknya akan menaikkan laporan ke atasan.
Kemudian ditindaklanjuti dengan cara operasi yang melibatkan tim gabungan dari semua satuan di Polres Mataram. ‘’Kita tidak asal razia. Kita akan gerebek sesuai pantauan dan pengamatan intelijen,’’ tandasnya.
Disinggung mengenai hotel besar yang sama sekali belum disentuh, ia menjelaskan, pihaknya mengambil tindakan berdasarkan pengamatan lapangan. Dan hasil pengamatan lapangan menunjukkan bahwa hotel melati kerap digunakan untuk berbuat mesum. ‘’Jarang ada orang yang berbuat mesum di hotel berbintang. Kalau hotel melati hanya Rp 50 ribu per hari,’’ jelasnya.
Ia mengatakan, pihaknya masih tetap menggencarkan Operasi Pekat dengan sasaran hotel melati dan kos-kosan. Operasi tersebut untuk memberikan kenyamanan bagi warga yang melaksanakan ibadah puasa. ‘’Seluruh polsek bergerak. Tidak hanya merazia pasangan mesum, namun miras juga tetap digencarkan,’’ kata Arief. (mis)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jalan Pantura Terpadat Sedunia
Redaktur : Tim Redaksi