JAYAPURA - Koordinator Umum Organisasi Papua Merdeka (OPM), Lambertus Pekeukir melalui Koordinator Jalanan, Yusak Pakage menegaskan bahwa pelaku penembakan terhadap warga Jerman 29 Mei lalu dan beberapa kasus penembakan terhadap warga sipil di Kota Jayapura selama ini bukan dilakukan oleh kelompok Tentara Pembebasan Nasional/Organisasi Papua Merdeka (TPN/OPM).
"Saya tegaskan, isu yang selama ini berkembang dari kalangan masyarakat dan institusi pemerintah bahwa penembakan itu adalah dari TPN-OPM itu sangat tidak benar, karena OPM tidak pernah menyakiti masyarakat. Apalagi melakukan penembakan," tegas Yusak kepada wartawan di Abepura, Senin (11/6).
Untuk itu, Pekeukir menyatakan sikap bahwa pihaknya tidak bertanggunjawab atas penembakan terhadap warga Jerman dan warga Kota Jayapura selama ini dan meminta kepada pihak pemerintah RI dan TNI-Polri untuk segera mengungkapkan siap pelaku penembakan warga asing tersebut.
Pihaknya juga mengutuk atas penembakan yang dilakukan oleh orang tidak dikenal (OTK) itu. "OPM melihat dan menilai bahwa tuntutan kemerdekaan yang disuarakan oleh rakyat Bangsa Papua Barat telah terjadi sebuah proyek bagi kepentingan-kepentingan tertentu tanpa melihat dan mencari akar permasalahan konflik," ujarnya.
Untuk itu, lanjutnya, apabila tidak ada solusi yang diambil oleh semua pihak untuk menjawab tuntutan kemerdekaan yang disuarakan oleh rakyat Bangsa Papua Barat itu, maka sudah pasti pengorbanan akan terus berlanjut dan korban akan terus berjatuhan di atas Tanah Papua ini.
Sementara itu, di tempat berbeda, Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB) di Provinsi Papua mengeluarkan pernyataan untuk menyikapi situasi yang terjadi belakangan ini.
FKUB menilai sejak 17 Mei 2012, sudah 9 orang yang menjadi korban dari rentetan aksi tak manusiawi tersebut. Maraknya demonstrasi akhir-akhir ini kerap berujung konflik. Di samping itu banyaknya pernyataan-pernyataan soal Pemilukada yang membingungkan masyarakat serta masalah yang hingga kini belum ada penyelesaian kepastiannya menjadi indikator banyaknya kerawanan konflik yang dapat dijadikan sebagai pemicu.
Belum lagi soal janji Presiden mengenai dialog damai Jakarta-Papua termasuk pernyataan dari aparat keamanan yang menyebut bahwa Papua dalam keadaan kondusif dan dijamin keamanannya, namun masih terjadi aksi-aksi penembakan.
Persoalan di atas dianggap terus meresahkan masyarakat sehingga FKUB mengeluarkan seruan kepada seluruh umat beragama. Pertama mendoakan agar Papua Tanah Damai menjadi kenyataan dalam kehidupan bersama demi pembangunan di segala bidang kehidupan yang aman dan damai.
Kedua, FKUB meminta agar pelaku yang melakukan kekerasan agar menghentikan tindakannya dan bertobat sebagaimana diajarkan oleh semua agama. Ketiga, pihak keamanan dalam hal ini Kepolisian supaya menjamin keamanan dan perlindungan bagi seluruh umat agar masyarakat merasa aman dan damai.
Keempat, pelaku kekerasan baik ancaman fisik, non fisik, penganiayaan dan pengrusakan hingga pada menghilangkan nyawa seseorang harus diproses secara tegas dengan aturan hukum yang berlaku demi penegakan hukum di Papua.
Kelima, Pemerintah Daerah baik eksekutif maupun legislatif perlu lebih proaktif mencegah terjadinya kekerasan dan pembunuhan termasuk aparat kepolisian dan TNI untuk melaksanakan tugas negara untuk melayani dan menghidupi rakyat Indonesia yang ada di Papua.
"Aparat harus bersih dalam melakukan tugas secara profesional demi penegakan hukum yang berkeadilan dan memiliki nilai-nilai martabat dengan tetap menghormati HAM di Papua," pinta Pdt. Heman Saud,S.Th di Keuskupan Jayapura, Senin (11/6) kemarin.
Aparat kepolisian juga diminta bisa segera mengungkap pelaku penembakan plus motifnya agar tidak menimbulkan kecurigaan di kalangan masyarakat.
"Kami memohon kepada Presiden, Kapolri dan Panglima TNI untuk mengatur secara cepat penanganan Papua dengan pendekatan kemanusiaan, investigasi tim kemanusiaan dan HAM," tambahnya.
Sementara para pimpinan agama dalam melakukan tugas pastoral, konseling, pelayanan kesehatan bagi mereka yang berduka, sakit, terpenjara atau menjadi terdakwa dan pelaku tidak boleh dihalang-halangi siapa pun.
Untuk diketahui pemuka agama yang tergabung dalam FKUB ini antara lain Pdt Lipiyus Biniluk dari PGGP, Pdt MPA Maury dari PGPI, Ketua Sinode GKI, Pdt Albert Yoku, Uskup Leo L Ladjar, R. Partino dari Muhammadiyah Papua, Ketua Perisade Hindu Dharma Papua, I Nyoman Sudha, Dudung Abdul Kohar dari MUI Papua dan Tonny Wanggai dari NU. Para pemuka agama ini juga sepakat untuk meminta umatnya masing-masing menjaga keamanan bersama, tidak mudah terprovokasi dan ikut membantu aparat kepolisian dalam menjaga keamanan. "Mari sayang Papua dan berpegang bahwa Papua tanah damai," imbuh Pdt. Albert Yoku.
Sementara itu, insiden penembakan yang menewaskan seorang tukang ojek di depan Kampus Uncen Abepura, Minggu malam kemarin dikecam keras oleh Wali Kota Jayapura Drs Benhur Tommy Mano, MM. "Tentu saja saya mengecam keras insiden itu karena tidak berperikemanusiaan," ucapnya kepada wartawan di ruang kerjanya, Senin (11/6) kemarin.
Kendati dia enggan memberikan komentar tetapi dia mengatakan siapapun pelaku penembakan itu telah membuat semua orang di kota ini menjadi tidak tenang terlebih tanah Port Numbay yang sesungguhnya sangat menjunjung tinggi adab dan kemanusiaan, serta rasa saling menghargai dan menghormati ini.
Pihaknya mengajak seluruh warga Kota Jayapura untuk tetap tenang sembari berdoa agar pelakunya menyadari kekeliruannya. "Sekarang ini kita kita pasrah dan berdoa kepada Tuhan, karena Tuhan tahu siapa pelakunya dan pasti akan dihukum," katanya.
Wali kota terlihat sangat prihatin karena rentetan insiden itu saat ini kondisi Kota Jayapura menjadi tidak aman dan orang-orang menjadi cemas dan takut. Tak hanya itu, karena insiden itu juga perekonomian di Kota Jayapura saat ini menjadi tidak lancar. "Pusat-pusat bisnis menjadi sepi. Padahal kota ini kota bisnis kok jadi begini, saya khawatir ini bisa melemahkan ekonomi kita di Kota Jayapura," ujarnya pelan.
Selain itu, wali kota juga prihatin melihat anak-anak sekolah menjadi takut keluar belajar malam bersama teman-teman kelompok belajar. "Mereka takut keluar malam karena insiden seperti ini," ujarnya masih dengan nada prihatin.
Dia meminta kepada pelaku penembakan itu untuk menyadari kesalahannya dan berhenti melakukan perbuatan dosa itu. "Kalau ada hal - hal yang tidak disenangi disampaikan baik-baik, jangan seperti ini, kasiahn orang tidak berdosa," katanya.
Pihaknya menggantungkan harapan kepada aparat agar secepatnya menangkap pelaku penembakan yang tidak punya perasaan itu. "Saya berharap semoga aparat yang berwajib cepat menangkap pelakunya dan dihukum sesuai dengan hukum yang berlaku," tandasnya.(cr-179/ade/ta/fud)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Listrik Byar-Pet, Perekaman E-KTP Seret
Redaktur : Tim Redaksi