Oposisi Hancurkan Lima Heli Rezim Assad

Dalam Bentrok Sengit di Bandara Militer di Wilayah Utara Syria

Kamis, 30 Agustus 2012 – 02:20 WIB
DAMASKUS - Pertempuran antara para pejuang oposisi dan pasukan pemerintah terus berlanjut di Syria. Dua kubu terlibat baku tembak dan bentrok sengit di Bandara militer Taftanaz, yang terletak di antara Kota Aleppo dan Idlib, utara Syria, kemarin (29/8).

Kelompok organisasi pemantau Syrian Observatory for Human Rights (SOHR) menyatakan bahwa suara ledakan yang keras terdengar dari bandara yang menjadi pangkalan jet tempur dan helikopter militer rezim Presiden Bashar al-Assad. Armada pesawat tempur dan helikopter di bandara itu selama ini gencar membombardir posisi pejuang oposisi di Kota Aleppo, sekitar 355 kilometer barat laut Damaskus; dan Idlib yang terletak sekitar 60 kilometer di selatannya.

Digempur oleh pasukan pemerintah selama berhari-hari, pejuang oposisi di Aleppo dan Idlib pun lantas menjadikan Taftanaz sebagai target serangan. Hasilnya, oposisi kemarin berhasil menghancurkan lima helikopter di bandara militer tersebut.

Abu Mossab, pejuang oposisi yang ikut dalam serangan itu, menuturkan kepada Agence France-Presse lewat Skype bahwa pihaknya menggempur Bandara Taftanaz dengan menggunakan dua tank hasil rampasan. Selain itu, oposisi mengerahkan senjata artileri antipesawat.

"Selain menghancurkan lima helikopter, kami berhasil meratakan sejumlah bangunan di bandara," tutur Mossab. Kendati begitu, dia menyatakan bahwa bandara itu masih berada di bawah kendali pasukan pemerintah. "Kami juga kehilangan dua pejuangnya, dan kemudian memutuskan untuk mundur," tambahnya.

Sayangnya, pernyataan atau klaim tersebut tidak dapat diverifikasi secara independen. Tetapi, SOHR menyatakan bahwa sedikitnya 14 tentara pemerintah tewas dalam baku tembak sengit di Bandara militer Taftanaz tersebut. Selain itu, SOHR mengungkapkan bahwa dua pejuang oposisi dan seorang warga sipil tewas dalam bentrok di Provinsi Idlib.

Di Kota Aleppo, tentara Assad dan oposisi sudah terlibat pertempuran sebulan lebih untuk memperebutkan kontrol atas wilayah itu. Peperangan dahsyat terjadi di sejumlah distrik. Di Damaskus, akvifis melaporkan bahwa pertempuran sudah memasuki hari ketiga di wilayah kekuasaan oposisi di East Ghuta, wilayah pinggiran sebelah timur ibu kota. Komite Koordinasi Lokal (LCC) mengungkapkan bahwa sejumlah pesawat tempur dan helikopter membombardir perkampungan di East Ghuta.

SOHR merilis laporan bahwa helikopter rezim Assad menggempur kawasan Saqba, pinggiran timur Damaskus, dan membombardir Distrik Zamalka. Bentrok dilaporkan terjadi pula di kawasan Qaboon, sebelah timur Damaskus.  Lima warga sipil menjadi korban serangan militer loyalis Assad di dekat Jubar.

Secara terpisah, jaringan aktivis lokal Syrian Revolution General Council (SRGC) memberitakan bahwa gempuran maupun serangan artileri militer Assad terjadi sampai ke perbatasan kota. Di kawasan Kfar Batna, menurut SRGC, serangan mortir menghajar wilayah pertanian tersebut rata-rata setiap menit. Pasukan pemerintah juga menggempur oposisi di dekat Irbin.

Pusat Kota Homs, serta sejumlah wilayah seperti Distrik Old Homs, Khaldiyeh, dan Juret al Shiyah dibombardir senjata berat milik tentara pemerintah. Lalu, seorang tewas akibat pengeboman di Kota Rastan.

Bentrok sengit di berbagai wilayah di Syria itu terjadi setelah hari berdarah Selasa lalu (28/8). Menurut SOHR, saat itu 189 orang tewas di seantero Syria. Mereka terdiri dari 143 warga sipil, 14 pejuang oposisi, dan 32 tentara. Dengan terus berjatuhan korban jiwa, SOHR menyatakan bahwa lebih dari 25 ribu jiwa warga telah tewas sejak pecahnya revolusi di Syria pada Maret tahun lalu.

Sementara itu, Assad kemarin kembali tampil di televisi. Dalam wawancara dengan stasiun TV Al-Dunya yang pro-pemerintah, penguasa 46 tahun itu mengungkapkan bahwa rezimnya masih membutuhkan waktu untuk memenangkan perang melawan oposisi. Dalam kesempatan itu, dia juga menyebut bahwa ide untuk menciptakan zona perlindungan kemanusiaan di Syria tak memungkinkan untuk dijalankan.

"Pasti butuh waktu untuk mengakhiri (perang). Tetapi, saya bisa menyimpulkan dalam satu kalimat: pasukan kami bergerak maju," ujar Assad dengan percaya diri. "Kondisi di lapangan sudah lebih baik kini. Tapi, (perang) memang belum berakhir. Masih perlu waktu," lanjutnya.

Assad juga memuji pengorbanan pasukan pemerintah dalam memerangi oposisi. "Mereka telah melakukan aksi heroik," katanya. "Semua orang mengkhawatirkan nasib negerinya, itu hal yang wajar. Tetapi, (oposisi) tidak akan mampu menyebarkan ketakutan. Tidak akan pernah bisa. Saya juga sampaikan kepada rakyat Syria bahwa takdir ada di tangan kalian dan bukan di tangan pihak lain," tandas putra mantan Presiden almarhum Hafez Assad itu.(AFP/AP/cak/dwi)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ramaikan Acara, Palin Menari Striptis

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler