jpnn.com, BADUNG - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo meyakini adaptasi pola hidup baru (new normal) yang telah diterapkan dalam berbagai tahapan di Bali akan mampu menggerakan kembali aktivitas sosial dan ekonomi masyarakat di Pulau Dewata itu.
Sebelumnya aktivitas sosial dan ekonomi di Bali sempat terhenti akibat pandemi Covid-19.
BACA JUGA: Bamsoet Dorong Pemerintah Cekatan Gelontorkan Insentif untuk Industri Media
Pada tahap I mulai 9 Juli 2020, masyarakat Bali sudah diizinkan melakukan aktivitas kesehatan, pemerintahan, keuangan, perdagangan, logistik, transportasi, pertanian, jasa dan konstruksi, serta adat, dan agama.
Adapun pada tahap II mulai 31 Juli 2020, aktivitas sektor pariwisata di Bali akan dibuka lebih luas. “Bali siap menyambut kembali wisatawan domestik. Hingga nanti pada 11 September 2020, Bali siap menyambut kembali wisatawan asing,” ujar Bambang saat meninjau langsung dan bertemu jajaran pemerintahan Kecamatan Kuta di Kabupaten Badung di Pantai Kuta, Kamis (30/7).
BACA JUGA: Bali Segera Dibuka untuk Turis Lokal, Bagaimana Persiapannya?
Bamsoet -panggilan akrabnya- mengharapkan masyarakat dan seluruh pemangku kepentingan industri pariwisata di Bali bisa kompak agar rencana itu berjalan baik.
“Agar tahapan ini berjalan sesuai rencana, masyarakat dan seluruh stakeholder industri pariwisata Bali harus bergotongroyong, mengedepankan protokol kesehatan tanpa kompromi," ujarnya.
BACA JUGA: Bamsoet: Pemda Jangan Paksakan Pola Hidup Baru
Mantan ketua DPR itu mengaku optimistis bahwa Pantai Kuta yang kini sepi karena pandemi Covid-19 akan kembali dibanjiri wisatawan dalam beberapa bulan ke depan.
“Biasanya ketika masa krisis atau pandemi mulai berangsur hilang, sektor pariwisata, entertainment dan hiburan yang akan meledak terlebih dahulu karena orang butuh keseimbangan dan hiburan,” tuturnya.
Wakil ketua umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) itu lantas menyitat data Badan Pusat Statistik (BPS) tentang jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Bali pada masa pandemi. Angka kunjungan wisman ke Bali anjlok dibandingkan periode sama tahun lalu.
Pada Maret 2019, jumlah kunjungan wisman ke Bali mencapai 1,3 juta. Namun pada Maret 2020, angkanya turun drastis menjadi 470 ribu wisman.
Adapun pada April 2019 terdapat 1,2 juta wisman ke Bali. Angka itu anjlok menjadi 158 ribu pada April 2020.
Angka kunjungan wisman ke Bali pada Mei 2020 juga anjol dibandingkan bulan sama tahun sebelumnya. Dari 1,2 juta pada Mei 2019, menjadi 163 ribu saja.
Karena itu Bamsoet mengharapkan penerapan pola hidup baru di Bali akan mendongkrak kunjungan wisman. Sebab, perekonomian di Bali tumbuh negatif gara-gara pandemi Covid-19.
“Sehingga pertumbuhan ekonomi Bali yang terkontraksi minus 1,14 persen di triwulan I 2020, perlahan bisa menggeliat dan bangkit. Sebagai daerah yang masyarakatnya sangat bergantung kepada pariwisata, Bali tak boleh dibiarkan berjuang sendiri," tandas Bamsoet.
Politikus Golkar itu menambahkan, kemungkinan di masa depan ada pandemi lain yang terjadi. Namun, dia meyakini masyarakat Bali sudah belajar dari pengalaman saat pandemi Covid-19 sehingga mencari alternatif penghasilan di luar pariwisata.
"Misalnya mengembangkan sektor pertanian, ekspor kerajinan tangan, hingga berbagai sektor ekonomi kreatif. Sektor pertanian merupakan penyerap tenaga kerja terbesar. Jika dikerjakan secara serius, bisa mendatangkan banyak keuntungan. Selain menjamin ketersediaan pangan, juga menjamin keberlangsungkan ekonomi masyarakat," pungkas Bamsoet.(eno/jpnn)
Redaktur & Reporter : Antoni