JAKARTA - Mantan Komisaris Independen PT Aneka Tambang (Persero) Tbk, Prof. Ir. H. Mahmud Hamundu, M.Sc optimistis Aneka Tambang (Antam) akan menjadi perusahaan yang mendunia. Keyakinan itu didasari dengan manajemen yang ditunjukkan dari catatan prestasi yang diraih oleh perusahaan pelat merah itu.
"Antam itu akan menjadi sebuah perusahaan pertambangan dunia loh karena punya kemampuan untuk bersaing," kata Mahmud kepada wartawan, Sabtu (27/4).
Mantan Rektor Universitas Haluoleo (Unhalu) Kendari dua periode itu, Antam adalah perusahaan yang sehat. Setiap tahunnya, pendapatan yang diperoleh terus meningkat meskipun komoditas logam di pasar dunia turun karena terjadinya krisis di Eropa.
Makanya, ia menyarankan agar dalam pengangkatan direksi baru pada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan yang akan digelar Selasa, (30/4) di Jakarta, tak perlu ada orang dari luar yang didatangkan. Alasannya, kesinambungan pengembangan perusahaan bisa terganggu karena orang luar ini sarat dengan kepentingan. Tidak hanya kepentingan kelompok tapi bisa saja kepentingan asing yang berusaha merecoki manajemen Antam yang sekarang sudah mapan.
Hal yang sama dikatakan Direktur Eksekutif Indonesian Resources Studies (IRESS) Marwan Batubara. Marwan mengatakan yang perlu dilakukan saat ini adalah Antam harus dikuatkan posisinya sebagai perusahaan negara. "Kita tidak mempermasalahkan manajemen BUMN-nya, tapi lebih kepada kebijakan pemerintah," ucapnya.
Marwan mengatakan BUMN harus diperkuat dengan memberikan peluang untuk mengeksplotasi lahan tambang yang ada di tanah air. Bukan malah memberikan izin kepada perusahaan asing seperti Freeport untuk menguasai tanah Papua yang kaya akan emas dan tembaga di Papua.
"Yang jadi masalah, jangan sampai penguasaan tambang di domestik itu dikuasai asing. Jadi, BUMN tidak dominan. Sikap pemerintah harus menjadikan BUMN jadi tuan rumah di negeri sendiri," pungasnya. (awa/jpnn)
"Antam itu akan menjadi sebuah perusahaan pertambangan dunia loh karena punya kemampuan untuk bersaing," kata Mahmud kepada wartawan, Sabtu (27/4).
Mantan Rektor Universitas Haluoleo (Unhalu) Kendari dua periode itu, Antam adalah perusahaan yang sehat. Setiap tahunnya, pendapatan yang diperoleh terus meningkat meskipun komoditas logam di pasar dunia turun karena terjadinya krisis di Eropa.
Makanya, ia menyarankan agar dalam pengangkatan direksi baru pada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan yang akan digelar Selasa, (30/4) di Jakarta, tak perlu ada orang dari luar yang didatangkan. Alasannya, kesinambungan pengembangan perusahaan bisa terganggu karena orang luar ini sarat dengan kepentingan. Tidak hanya kepentingan kelompok tapi bisa saja kepentingan asing yang berusaha merecoki manajemen Antam yang sekarang sudah mapan.
Hal yang sama dikatakan Direktur Eksekutif Indonesian Resources Studies (IRESS) Marwan Batubara. Marwan mengatakan yang perlu dilakukan saat ini adalah Antam harus dikuatkan posisinya sebagai perusahaan negara. "Kita tidak mempermasalahkan manajemen BUMN-nya, tapi lebih kepada kebijakan pemerintah," ucapnya.
Marwan mengatakan BUMN harus diperkuat dengan memberikan peluang untuk mengeksplotasi lahan tambang yang ada di tanah air. Bukan malah memberikan izin kepada perusahaan asing seperti Freeport untuk menguasai tanah Papua yang kaya akan emas dan tembaga di Papua.
"Yang jadi masalah, jangan sampai penguasaan tambang di domestik itu dikuasai asing. Jadi, BUMN tidak dominan. Sikap pemerintah harus menjadikan BUMN jadi tuan rumah di negeri sendiri," pungasnya. (awa/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ketua Kadinda Kalteng-Jabar Mengaku juga Dicatut
Redaktur : Tim Redaksi