Optimistis, Jabar Jadi Pintu Ekspor Produk Industri

Minggu, 17 Januari 2016 – 22:45 WIB
Menteri Perindustrian Saleh Husin. FOTO: DOK.JPNN.com

jpnn.com - JAKARTA – Jawa Barat (Jabar) terus dipacu menjadi salah satu pusat industri hulu hingga hilir yang strategis. Pembangunan infrastruktur berupa jalan tol, jaringan rel kereta api, pelabuhan dan bandara di Jabar sisi timur dinilai mempercepat pertumbuhan industri dan menarik investasi.

Menteri Perindustrian Saleh Husin optimistis, tambahan infrastruktur itu akan memperlancar lalu lintas logistik, barang modal dan menjadi pintu ekspor bagi produk industri di Jawa Barat. 

BACA JUGA: LBH Pajak dan Cukai Segera Laporkan Menkeu ke Penegak Hukum

“Dari beberapa kali bertemu dengan para investor, mereka punya minat kuat untuk membangun pabrik dan ekspansi ke sana. Jika sebelumnya industri Jabar terkonsentrasi di sebelah barat, seperti Bekasi-Karawang atau dekat-dekat Jakarta, ke depan mereka pasti akan mengarah ke timur karena infrastruktur sangat mendukung seperti jalan tol, pelabuhan dan bandara Kalijati di Majalengka,” tutur Saleh, Minggu (17/1).

Beberapa penambahan sarana prasarana itu diyakininya menjadi magnet bagi masuknya investasi asing dan dalam negeri untuk mengembangkan industri hulu maupun hilir. 

BACA JUGA: Menperin : Industri dan Investasi Indonesia tak Terpengaruh Aksi Teror

Kemenperin mencatat Jabar memiliki 24 kawasan industri dari 74 kawasan serupa di Indonesia. Hasil survei Kemenperin tahun 2013 itu juga menunjukkan kawasan industri di Jabar paling banyak dibanding provinsi lainnya seperti Kepulauan Riau (11 kawasan industri), Banten (10), dan Jateng (8).

Dari sisi luas area, total kawasan industri Jabar mencapai 14,3 ribu hektare alias 39,4 persen dari seluruh kawasan industri di Indonesia seluas 36,3 ribu hektare. 

BACA JUGA: Jelang Gerhana Matahari, Tarif Hotel Melonjak Tajam

Pengembangan industri di Jabar juga diharapkan meningkatkan lapangan kerja. Hingga 2014, terdapat beberapa industri besar sedang di provinsi ini antara lain industri makanan (1.037 perusahaan, 112 ribu karyawan), tekstil (851 perusahaan, 254 ribu karyawan), pakaian jadi (740 perusahaan, 231 ribu karyawan), kulit dan alas kaki (205 perusahaan, 52 ribu karyawan) dan karet – plastik (390 perusahaan, 104 ribu karyawan).

Kemenperin juga telah melakukan pengembangan industri Jabar melalui restrukturisasi mesin untuk tekstil, produk tekstil dan alas kaki, pengembangan IKM dan bantuan pembangunan Pusat Pengembangan Teknologi Industri Mesin Perkakas dan Alat Kesehatan di ITB.

Selain itu, menyusun Master Plan Pengembangan Wilayah Jawa Barat Bagian Timur, termasuk di dalamnya wilayah CIAYUMAJAKUNING (Cirebon, Indramayu, Majalengka, Kuningan), Kabupaten Sumedang dan Kabupaten Ciamis.

Ketua Umum Forum Ekonomi Jabar, Jajat Priatna Purwita mengatakan pihaknya memprediksi pacuan industri di Jawa Barat bakal mendongkrak pertumbuhan ekonomi di provinsi itu hingga menembus tujuh persen.

“Jabar timur juga akan menyeimbangkan populasi industri yang selama ini lebih banyak di Jabar sisi barat-utara,” katanya.(esy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... 40 Persen Masyarakat Miskin akan Tertolong UU Tapera, o ya?


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler