Optimistis Koperasi Produsen Alumni Indonesia Bakal Berhasil

Kamis, 21 Mei 2020 – 13:35 WIB
Penandatanganan akta pendirian Koperasi Produsen Alumni Indonesia di Jakarta, Rabu (20/5). Foto: Koperasi Produsen Alumni Indonesia for JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah mengapresiasi pembentukan Koperasi Produsen Alumni Indonesia yang akan memayungi para pebisnis UMKM di seluruh Indonesia.

“Untuk membangkitkan ekonomi yang terkena dampak Covid-19, tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah tetapi juga masyarakat,” ujar Christina Agustin, asisten Deputi Organisasi dan Badan Hukum Koperasi Deputi Bidang Kelembagaan, Kementerian Koperasi dan UKM, saat menyaksikan penandatanganan akta pendirian koperasi yang digagas para alumni Universitas Padjajaran, di Jakarta, Rabu (20/5).

Christina mengatakan, pemerintah akan memberikan support agar semakin banyak UMKM berkualitas yang tumbuh.

BACA JUGA: Ribuan UMKM Mati Total, Koperasi pun Menjerit

Dengan demikian makin banyak produk dihasilkan, yang bisa untuk pasar dalam negeri maupun mancanegara. Sehingga ekonomi yang sekarang terdampak Covid-19 semakin cepat pulih.

"Mengapa, karena sektor UMKM ini menjadi pendorong dalam membangkitkan perekonomian nasional. Melalui produk-produk unggulan UMKM yang menopang ekonomi lokal di daerahnya masing-masing,” jelasnya.

BACA JUGA: Polri Cekal Dua Tersangka Kasus Gagal Bayar Koperasi Indosurya

Dikatakan Christina, koperasi bisa membantu anggotanya untuk mendapatkan fasilitas-fasilitas terkait kebutuhan bahan baku, brand, packaging, pemasaran dan networking-nya.

Cikal bakal lahirnya koperasi Produsen Alumni Indonesia, tidak bisa dilepaskan dari sosok Ary Zulfikar yang menjadi inisatornya.

BACA JUGA: Indra Masuk saat Sintya Wulandari Salat, Lantas Terjadi Peristiwa Biadab

Calon Ketua Alumni Universitas Padjajaran ini dalam blusukan sosialisasi, menemukan potensi-potensi UMKM yang dilakukan kalangan alumni.

Namun dia melihat usaha tersebut baru sebatas membuat produk. Belum ada brand, legalnya dan sebagainya.

“Dari situlah kemudian terpikir untuk mengelola UMKM, membantu memasarkan dan networking agar produk-produk alumni semakin tersebar luas,” jelas Ary Zulfikar yang sehari-hari bekerja sebagai Direktur Eksektif Hukum, LPS.

Kemudian dia menggagas alumni ID untuk mendata produk-produk UMKM.

Di luar dugaan, ternyata respons dari kalangan pelaku usaha UMKM sangat positif.

"Dalam waktu dua bulan sudah terdata sekitar 200 produk UMKM hanya dari alumni, produk tersebut bisa dilihat di Instagram alumni,” ujarnya.

Karena itu Ary sangat optimistis, terbentuknya koperasi produsen alumni Indonesia ini akan berhasil. Mengingat potensi dan peluang untuk berkembang sangat besar.

“Tinggal nanti koperasi melakukan pemilahan terhadap produk-produk yang homogen. Apakah memungkinkan untuk dibuat satu merek tersendiri yang akan dikelola oleh koperasi,” tambahnya.

Menurut Dewi Tenty Septi Artiany, pengamat dan penggiat koperasi, pembuatan kelembagaan kolektif untuk mengelola brand atau merek menjadi sangat penting dalam mengembangkan bisnis UMKM.

“Koperasi bisa menjadi alat untuk mengelola brand, sehingga produk-produk UMKM akan terkelola dengan baik. Mulai dari packaging, pemasaran, marketing, iklannya serta networking-nya,’’ jelasnya.

Sekarang ini masih banyak pelaku bisnis UMKM menempatkan bisnisnya hanya sebagai tambahan, mengisi waktu luang. Sehingga tidak terpikir untuk mengembangkan lebih jauh lagi.

Padahal jika digeluti serius, bisa menjadi core bisnis, yang memberikan hasil lebih baik. Mindset ini yang harus diubah oleh para pelaku bisnis UMKM.

Dewi Tenty sangat mendukung adanya koperasi Produsen Alumni Indonesia, menjadi wadah untuk menaungi para pelaku bisnis UMKM.

“Saya sering mendapatkan kiriman contoh-contoh produk UMKM, mereka berkonsultas untuk bagaimana memasarkan produk hingga ke luar negeri,” jelasnya.

Nah, Koperasi Alumni bisa menjembatani, melakukan pembinaan terhadap UMKM tersebut untuk meningkatkan kualitas produk, packaging dan sebagainya agar produk-produk tersebut layak dipasarkan di luar negeri. (esy/jpnn)


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler