jpnn.com - JAKARTA - Cendekiawan muda, Yudi Latif mengapresiasi keinginan Joko Widodo dan Jusuf Kalla yang akan dilantik sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI pada 20 Oktober mendatang untuk memprioritaskan revolusi mental. Menurut Yudi, Indonesia memang menghadapi persoalan serius dalam persoalan mental.
Yudi mengatakan, saat ini mayoritas masyarakat Indonesia kurang memiliki kepercayaan diri. Bahkan, sering kali merasa rendah diri. “Kita masih punya mental inferior, rendah diri, bahkan mental budak. Kita tidak punya kepercayaan diri terhadap karya anak bangsa sendiri. Sebaliknya, kita kerap memuji karya bangsa lain," kata Yudi di Jakarta, Senin (25/8).
BACA JUGA: Hakim Ragukan Kesaksian Nazaruddin di Sidang Anas
Mantan Wakil Rektor Universitas Paramadina itu menguraikan, Bung Karno telah berhasil dalam revolusi fisik sehingga Indonesia merdeka pada 1945. Sementara dalam kurun waktu 1945-1955, Indonesia masih berupaya membangun pemerintahan sembari berjuang agar mendapat pengakuan internasional sebagai bangsa merdeka.
Selanjutnya dalam kurun waktu 1956-1965, Indonesia memulai investasi di bidang material dan keterampilan. Hanya saja, kata Yudi, Indonesia justru tak pernah berhasil melakukan revolusi mental. “Sejak 1965 hingga sekarang ini, kita gagal dalam melakukan revolusi mental," ulas penulis buku Mata Air Keteladanan: Pancalisa dalam Perbuatan itu.
BACA JUGA: Ical Buka Pintu untuk PDIP Gabung Koalisi Merah Putih
Karenanya, Yudi pun meyakini revolusi mental memang sudah seharusnya diprioritaskan demi perubahan dan kemajuan. “Kita harus melakukan revolusi pada struktur mental dan keyakinan," tandasnya.(ara/jpnn)
BACA JUGA: Ini Alasan KPK Keberatan Dengan Pansel Pimpinan KPK
BACA ARTIKEL LAINNYA... Besok, DPR-Pemerintah Tentukan Nasib 87 DOB
Redaktur : Tim Redaksi