JAKARTA - Anggota Komisi VII DPR yang membidangi pertambangan, Satya W Yudha mengatakan menilai kinerja PT Aneka Tambang (Persero) Tbk tergolong baik jika diukur dari sisi keuangan. Meski begitu ke depannya Aneka Tambang (Antam) harus melakukan efisiensi dalam beroperasi.
"Agar mampu mengatasi merosotnya harga mineral di pasar dunia," ujar Satya pada saat dihubungi wartawan, Sabtu (27/4).
Sebagai perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), politikus Partai Golkar juga menyarankan Antam harus menjadi proyek percontohan dalam hilirisasi tambang sesuai dengan amanah Undang-undang Minerba tahun 2009.
Pernyataan Satya ini disampaikan terkait rencana Antam yang akan mengadakan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan yang akan digelar Selasa, (30/4) di Jakarta. Dalam RUPS ini, akan ada pergantian dan pengangkatan direksi dan dewan komisaris.
Satya berpendapat direksi Antam sebaiknya berasal dari dalam negeri. Namun demikian harus tetap diperhatikan kualitasnya. "Sebaiknya mengambil orang Indonesia yang handal, siapa lagi yang bisa menghargai putra bangsa ini kalau bukan kita mulai dari bangsa kita sendiri," kata dia.
Sementara itu, untuk tenaga asing yang dibutuhkan cukup menjadi tenaga ahli saja. Satya menolak jika jabatan strategis itu seperti direksi dan komisaris diduduki orang luar.
"Tenaga asing di BUMN bisa kita pekerjakan sebagai tenaga ahli yang kita supervisi," pungkasnya. (gil/jpnn)
"Agar mampu mengatasi merosotnya harga mineral di pasar dunia," ujar Satya pada saat dihubungi wartawan, Sabtu (27/4).
Sebagai perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), politikus Partai Golkar juga menyarankan Antam harus menjadi proyek percontohan dalam hilirisasi tambang sesuai dengan amanah Undang-undang Minerba tahun 2009.
Pernyataan Satya ini disampaikan terkait rencana Antam yang akan mengadakan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan yang akan digelar Selasa, (30/4) di Jakarta. Dalam RUPS ini, akan ada pergantian dan pengangkatan direksi dan dewan komisaris.
Satya berpendapat direksi Antam sebaiknya berasal dari dalam negeri. Namun demikian harus tetap diperhatikan kualitasnya. "Sebaiknya mengambil orang Indonesia yang handal, siapa lagi yang bisa menghargai putra bangsa ini kalau bukan kita mulai dari bangsa kita sendiri," kata dia.
Sementara itu, untuk tenaga asing yang dibutuhkan cukup menjadi tenaga ahli saja. Satya menolak jika jabatan strategis itu seperti direksi dan komisaris diduduki orang luar.
"Tenaga asing di BUMN bisa kita pekerjakan sebagai tenaga ahli yang kita supervisi," pungkasnya. (gil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... YLKI: Sebaiknya Harga BBM Jadi Rp 6 Ribu
Redaktur : Tim Redaksi