jpnn.com, MAKASSAR - Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam diangkat menjadi Rasul untuk seluruh umat. Dialah sebagai penutup para anbiya.
Dalam menjalankan ibadah, ajarannya tentu menjadi tuntunan. Begitu juga ketika beribadah di bulan puasa, Muhammad SAW sudah mengingatkan umatnya.
BACA JUGA: Hormati Ramadan, Warteg Libur Tiga Hari
Agar mendapatkan pahala, tuntunan yang diajarkan menjadi keharusan. Biar tidak masuk dalam golongan umat muslim yang celaka di bulan Ramadan, walaupun telah bersusah payah menahan lapar dan haus.
Fajar Online (Jawa Pos Group), Sabtu (27/5), fenomena itu sudah terjadi di kalangan umat muslim belakangan ini. Kedatangan Ramadan dengan segala keutamaannya disambut dengan biasa-biasa saja.
BACA JUGA: Kue Ampunan Gus Ipul Sambut Ramadan
Nyaris tidak ada bedanya dengan bulan-bulan lainnya. Maksiat dan berkata dusta jalan terus.
Sekretaris Dewan Syariah Wahdah Islamiyah, Harman Tajang Lc MHI mengingatkan umat Islam untuk introspeksi diri.Mumpung, ini masih awal Ramadan.
BACA JUGA: Baru mau Beraksi, 4 Komplotan Gangster Tertangkap
Kebiasaan lama saatnya diakhiri. Ramadan, katanya, kesempatan untuk memperbaiki diri menjadi lebih baik, bukannya hanya dianggap sebagai angin lalu.
Ustaz Harman mengutip hadis Rasulullah shallallahu alaihi wasallam yang diriwayatkan Imam Bukhari,
"Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta malah mengamalkannya, maka Allah tidak butuh dari rasa lapar dan haus yang dia tahan.”
Direktur Markaz Imam Malik ini menguraikan bahwa "dusta" yang dimaksud dalam hadis tersebut bukan hanya berbohong. "Termasuk juga riba, namimah, adu domba, menyebar hoax, saling mencurigai, dan lain sebagainya," urainya di sela-sela rapat penentuan awal Ramadan oleh Dewan Syariah Wahdah Islamiyah, Jumat (26/5/2017).
Golongan inilah yang ditegaskan dalam hadis lain Rasulullah shallallahu alaihi wasallam. "Betapa banyak orang yang berpuasa, namun dia tidak mendapatkan dari puasanya tersebut kecuali rasa lapar dan dahaga." (HR At Thabrany)
Pada hadis lain yang diriwayatkan Imam Ahmad, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam lebih tegas lagi. Beliau bersbda,
"Celakalah dan merugilah orang yang melaksanakan ibadah shaum (puasa) di bulan Ramadan, tetapi Allah tidak mengampuni dosa-dosanya."
"Makanya, kami imbau kepada umat muslim agar memanfaatkan Ramadan ini sebaik-baiknya. Bisa jadi ini adalah Ramadan terakhir bagi kita," kata Ustaz Harman yang alumni Sudan ini.
Selayaknya umat Islam memuliakan Ramadan yang istimewa ini. Allah subhanahu wata'ala telah menjadikan Ramadan lebih istimewa dibandingkan bulan lainnya.
"Kalau Allah subhanahu wata'ala mengistimewakannya, maka kita pun wajib mengistimewakannya. Ini bagian dari ketakwaan kepada Allah subhanahu wata'ala. Sesungguhnya mengagungkan syiar-syiar Allah, bagian dari ketakwaan kepada Allah subhanahu wata'ala," lanjutnya.
Salah satu bukti istimewanya Ramadan, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam selalu memberi kabar gembira kepada sahabatnya saat Ramadan tiba.
"Kalau Nabi kita memberi kabar gembira kepada para sahabat, kita pun harus menyambutnya dengan kegembiraan karena di dalamnya ada pengampunan dosa-dosa," kata Ustaz Harman.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
"Barangsiapa melaksanakan shalat malam pada bulan Ramadan karena iman dan ingin mendapatkan pahala, maka dia diampuni semua dosanya yang telah lewat. (HR Muslim)
Dalam hadis lainnya, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda
“Sesungguhnya Allah mewajibkan puasa Ramadan dan saya menyunnahkan bagi kalian salat malamnya. Maka barangsiapa melaksanakan ibadah puasa dan salat malamnya karena iman dan karena ingin mendapatkan pahala, niscaya dia keluar dosa-dosanya sebagaimana saat dia dilahirkan oleh ibunya. (HR An Nasai dan Imam Ahmad)
"Semoga ibadah kita di bulan Ramadan ini lebih berkualitas. Ini kesempatan besar bagi kita untuk mengugurkan dosa-dosa kita sekaligus menjadi pemberat timbangan amal kebajikan di akhirat kelak," tutup Ustaz Harman. (fajaronline/JPNN)
BACA ARTIKEL LAINNYA... 9 Tausiah Ramadan Majelis Ulama Indonesia
Redaktur : Tim Redaksi