Orang Dekat Jokowi Berusaha Mengambil Alih Demokrat, Masa Sih?

Senin, 01 Februari 2021 – 18:32 WIB
Agus Harimurti Yudhoyono menyapa kader Partai Demokrat. Foto: M. Fathra NI/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Eks politikus Demokrat Ferdinand Hutahaean ragu dan tidak percaya jika orang lingkaran Presiden Joko Widodo (Jokowi) terlibat dalam upaya mengambil alih partai Demokrat.

Isu mengambil alih ini menguat setelah Ketua Umum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono menggelar keterangan resmi secara virtual, Senin (1/2) ini.

BACA JUGA: 5 Berita Terpopuler: Minta Polisi Penembak Laskar FPI Diadili, Pesan Rizieq, Jenderal Listyo Sigit Memohon kepada Sekuriti

Agus menyebut terjadi upaya pengambilalihan Demokrat oleh beberapa pihak. Satu di antaranya oleh orang dekat Jokowi.

"Secara pribadi saya, kok, tidak yakin akan adanya gerakan orang-orang dekat Jokowi yang ingin mengambil alih Partai Demokrat," kata Ferdinand dalam pesan singkatnya kepada awak media, Senin (1/2).

BACA JUGA: Prediksi Pilpres 2024: Anies-AHY Vs Prabowo-Puan atau Ganjar?

Menurut Ferdinand, mengambil alih partai dari kepengurusan yang sah tidaklah mudah. Terdapat mekanisme Kongres Luar Biasa (KLB) untuk melengserkan kepemimpinan yang sah di sebuah partai.

"KLB ini hanya bisa dilaksanakan dengan alasan yang kuat dan didukung dua pertiga pengurus nasional. Nah, maka itu saya tak percaya ada orang dekat Jokowi yang nekat mencoba melakukan pengambilalihan itu," tutur dia.

BACA JUGA: Kisah Menarik Mobil-mobil Garang ala AHY dan Jelajah Nusantara

Sebelumnya, AHY mengungkapkan, terdapat gerakan politik yang mengarah pada upaya pengambilalihan kepemimpinan Partai Demokrat secara sistematis.

Berdasarkan informasi yang diperoleh, kata AHY, gerakan mengambil alih ini melibatkan pejabat tinggi di lingkaran Jokowi. Bahkan, menurut AHY, bebera menteri juga mendukung gerakan mengambil alih Demokrat.

Selain lingkaran Jokowi, AHY menyebut manuver politik merebut partai melibatkan segelintir kader dan mantan kader Partai Demokrat.

"Gabungan dari pelaku gerakan ini ada lima orang, terdiri dari satu kader Demokrat aktif, satu kader yang sudah enam tahun tidak aktif, satu mantan kader yang sudah sembilan tahun diberhentikan dengan tidak hormat dari partai karena menjalani hukuman akibat korupsi, dan satu mantan kader yang telah keluar dari partai tiga tahun yang lalu," kata AHY dalam keterangan resmi secara virtual, Senin ini. (ast/jpnn)

Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:


Redaktur & Reporter : Aristo Setiawan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler