jpnn.com, MARTAPURA - Junaidah, guru SDN Keraton III Martapura, Kalimantan Selatan, ditampar orang tua murid, Senin (2/10) lalu.
Akibatnya, gigi palsu Junaidah hampir lepas. Ironisnya, peristiwa itu terjadi di depan kelas dan disaksikan para murid.
BACA JUGA: Waduh, Oknum PNS Ketangkap Pesta Narkoba di Rumah Sang Bandar
Peristiwa bermula saat semua siswa SDN Keraton III tengah bersiap menghadapi ujian tengah semester pada jam kedua pelajaran.
Junaidah yang saat itu sedang menyebar lembaran soal ujian tengah semester tiba-tiba didatangi Akhmad Padli.
BACA JUGA: Napi Kasus Perkosaan Tulis Surat Lalu Gantung Diri di Penjara
Dia menuduh Junaidah memulangkan anaknya, AD.
Selama ini, AD sering dipulangkan karena kerap berkelahi di sekolah.
Junaidah mengaku selalu memulangkan siswa yang berantem.
"Bukan hanya AD. Siswa yang jadi musuhnya pun saya minta pulang," ucap Junaidah kepada Radar Banjarmasin, Kamis (6/10).
Dia menambahkan, Padli langsung mencak-mencak di depan kelas.
“Kenapa anak saya dipulangkan dari sekolah?" ucap Junaidah menirukan perkataan Padli.
Junaidah mengaku saat itu dirinya mencari AD karena ada ujian tengah semester.
Namun, Padli malah menuduh Junaidah pilih kasih. Sebab, Junaidah tak memulangkan SAR yang terlibat perkelahian dengan AD.
“Saya, kan, tidak tahu ada perkelahian saat jam istirahat. Waktu istirahat pelajaran itu aku menyiapkan berkas soal untuk ujian pada jam pelajaran kedua. Jadi, murni tidak tahu," ujarnnya.
Tak disangka, Padli langsung memukul pipi Junaidah menggunakan tangan kosong.
Akibatnya, gusi Junaidah lecet. Gigi palsunya juga nyaris copot.
“Semua gigi palsu bagian atas hampir lepas setelah dipukul," ujar Junaidah.
Meski mengalami kejadian tak menyenangkan, Junaidah tetap mengajar.
"Yang saya sesalkan, kenapa dia tega memukul saya. Anak-anak banyak yang menangis setelah saya dipukul dan gaduh di depan pintu kelas," tuturnya.
Di sisi lain, Kapolsek Martapura Timur Iptu Siswadi mengatakan, pihaknya berusaha mendamaikan kedua belah pihak.
Terpisah, Kepala Dinas Pendidikan Banjar H Gusti Ruspan Noor berharap kasus itu berakhir damai.
“Ternyata guru (Junaidah) yang jadi korban keberatan dan tetap memolisikan. Kami terus berusaha agar ada solusi demi kebaikan bersama," ujar Ruspan. (mam)
Redaktur : Tim Redaksi