Orang Tua Tersangka Teroris Ikhlas

Senin, 05 November 2012 – 08:19 WIB
DOMPU-- H Mahmud, orang tua ustad Muh Yamin terduga teroris yang tewas ditembak aparat saat penggerebekan di Poso, 31 oktober lalu mengaku ikhlas, jika tersangka teroris itu putranya. Sejauh ini pihaknya belum mendapat kejelasan informasi mengenai hal ini. Sebab belum ada satu pihakpun yang menginformasikan kepadanya, terutama dari aparat kepolisian. Informasi hanya diketahui melalui sejumlah wartawan yang datang silih berganti.

"Informasi sebenarnya belum ada, tapi saya ikhlas kalau dia ternyata anak saya," tutur bapak enam orang anak ini.

Dimatanya kakek 80 tahun ini, Yamin adalah anak yang baik, tidak pernah macam-macam sama orang tua, tetangga dan lingkungan. Yamin menghilang sejak meletus kasus Pondok Pesantren Umar Bin Khatab (UBK) Bima dan hingga kini tak pernah ada kabar beritanya.

Menghilangnya Yamin, kata dia karena takut dicari polisi. Begitu juga Yamin,  sejak kepergiannya tidak pernah menginformasikan aktifitasnya dan dimana dia berada. Ditanya kaitan dengan jaringan kelompok teroris yang menghebohkan, H Mahmud mengaku tak tahu apa-apa. Yang diketahui anaknya adalah orang baik-baik, taat beribadah dan sayang sama anak dan istrinya.

"Jangan tanya soal itu (teroris,red) karena saya tidak tahu apa-apa," jelasnya.

Dia menceritakan, sifat dan perangai anaknya cukup baik. Yamin sering membagi-bagikan hasil kebunnya ke orang lain. Yamin juga merupakan andalan keluarganya dan kerap membantunya bertani.

"Diantara anak saya, dia yang paling rajin membantu," paparnya.

Yamin lahir tahun 1982. Dia mengenyam pendidikan umum di SD dan SMP di Dompu, kemudian melanjutkan pendidikan di Pondok Pesantren Salman di Desa. Kaitan dengan Ponpes UBK Bima sama sekali tidak diketahuinya. Tapi Ustad Firdaus yang meninggal akibat ledakan di UBK adalah iparnya. Isteri Yamin adalah adik kandung Firdaus.

Menurut Firman kakak kandung M Yamin, adiknya adalah sosok yang baik dan sejak kecil rajin beribadah. Soal kemampuan dibidang teknologi, Yamin tidak bersentuhan dengan alat-alat elektronik seperti komputer, laptop dan sejenisnya.

"Untuk mengirim sms lewat HP saja masih kesulitan," terang Firman.

Senada dengan bapaknya, Firman meminta kalau benar yang tewas adalah adiknya maka sebaiknya dikembalikan ke Desa untuk dimakamkan.  Kapolres Dompu  AKBP Benny Basir Warmansyah saat dikonfirmasi di ruang kerjanya kemarin mengaku belum tahu pasti terduga teroris yang tewas di Poso itu apakah Yamin warga Desa O,o Kabupaten Dompu atau bukan. Menurut dia informasi itu masih simpang siur. "Kami belum terima informasi resmi dari Polda NTB," ujarnya. (am/cr-im)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Sidang Akte Lahir di Kapal Catat Rekor MURI

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler