Informasi yang dihimpun koran ini menyebutkan, saat itu Adi bersama seorang keluarganya berada di tempat itu untuk membersihkan kebun kelapa sawit. Saat sibuk membersihkan kebun, tiba-tiba dari semak-semak keluar seekor orangutan besar dan langsung menyerang dan menggigit tangan kirinya serta beberapa bagian tubuh lainnya. Diperkirakan, orangutan besar tersebut beratnya lebih dari 100 kilogram.
Korban sulit melepaskan diri dari serangan primata yang berukuran cukup besar itu. Rekan korban yang berada tidak jauh dari lokasi kejadian langsung menolong korban dan mengusir orangutan. Korban berhasil diselamatkan dan langsung dibawa ke RSUD dr Murjani Sampit.
Keluarga korban yang berada di IRD RSUD dr Murjani Sampit kemarin menolak memberikan informasi terkait kejadian tersebut. "Keluarga korban tidak berkenan memberikan keterangan kepada media terkait masalah ini," kata Direktur RSUD dr Murjani Sampit dr Yuendri Irawanto MKes yang pada saat itu berada di ruang IRD.
Menurut Yuendri, korban memang mengalami luka yang diduga akibat serangan orangutan. "Petugas sedang melakukan tindakan medis, merawat beberapa luka, seperti di tangan kirinya," ungkap mantan Kepala Dinas Kesehatan Kotawaringin Timur itu.
Disampaikan Yuendri, gigitan orangutan liar berpeluang menyebabkan penyakit rabies. "Kalau memang benar gigitan orangutan, ada peluang terkena rabies apabila orangutan ini (juga) terkena rabies. Namun untuk orangutan ini susah kita dapatkan (untuk diperiksa). Tidak seperti anjing yang mudah kita dapatkan dan bila benar mengidap rabies bisa dibiarkan mati dengan sendirinya dan diambil kepalanya untuk dilakukan pemeriksaan," jelasnya.
Sementara Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kotim juga sudah menyelidiki serangan orangutan terhadap penduduk ini. "Kita sedang mengumpulkan data. Untuk korban (Adi), masih sulit memberikan keterangan terkait masalah ini," kata seorang petugas BKSDA Kotim. (arb/ens)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ormas Pemuda di Lampung Kompak Tolak Kekerasan
Redaktur : Tim Redaksi