jpnn.com - JAKARTA - Orasi Ilmiah Prof Zudan, Ada Pesan Penting untuk Para Wisudawan Universitas Borobudur.
Profesor Zudan Arif Fakrulloh menyampaikan orasi ilmiah bertema "Transformasi Digital, Branding, Marketing dan Penyiapan Kebijakan yang Berdampak" di hadapan para wisudawan dan civitas academica Universitas Borobodur di JCC, Jakarta, Kamis (22/12).
BACA JUGA: Wajar Prof Zudan Full Senyum, Juwita-NG Memang Keren
Prof Zudan, panggilan akrabnya, merupakan Guru Besar Universitas Borobudur, Jakarta, yang saat ini juga menjabat sebagai Direktur Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dirjen Dukcapil) Kemendagri dan Ketua Umum Korpri Nasional.
Dalam orasinya, Prof Zudan mengatakan bahwa peradaban umat manusia lekat dengan perubahan dari waktu ke waktu.
BACA JUGA: Lagi, Dirjen Dukcapil Kemendagri Prof Zudan Raih Penghargaan Internasional
Transformasi peradaban itu dimulai dengan istilah peradaban 1.0, yakni kehidupan manusia nomaden yang bertumpu pada berburu dan meramu.
Kemudian peradaban terus berkembang 2.0 meningkat sedikit lebih tinggi dengan menetap dan berladang dan beternak. Naik lagi ke 3.0, yakni masuk peradaban industrialisasi.
BACA JUGA: Perkuat E-KYC dan Identitas Digital, Prof Zudan Lakukan Cara Ini
Kemudian terus berkembang ke generasi peradaban 4.0, ditandai dengan masyarakat yang sangat intens menggunakan teknologi, semua transaksi berbasis elektronik.
Artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan, internet of things (IoT), cloud, broadband, wifi menjadi bahasa sehari-hari. Bahkan saat ini di berbagai belahan dunia mulai masuk ke peradaban 5.0.
"Kehidupan ditandai dengan pelayanan dalam genggaman. Di era ini transformasi digital terjadi sangat masif, semua kegiatan dan kebutuhan umat manusia sudah ada di handphone di genggaman masing-masing," papar Prof Zudan Arif Fakrulloh.
Pakar hukum administrasi dan sosiologi hukum ini menjelaskan, berbagai klaster peradaban itu menggambarkan apa dan bagaimana umat manusia harus terus bersiap diri menyongsong perubahan.
Prof Zudan menyampaikan, transformasi yang sangat cepat terjadi di industri keuangan dan telekomunikasi.
Dia mengambil satu contoh cara mengirim uang. Dulu orang tua mengirim uang kuliah anaknya lewat wesel pos. Kemudian beralih mengirim uang lewat transfer di counter bank.
"Generasi yang lebih muda lagi kiriman uang ditransfer melalui ATM. Sekarang kirim uang bisa lewat HP (handphone) dengan M-banking, atau platform payment gateway lainnya. Lahirlah yang namanya digital trust," kata Prof Zudan.
Transformasi Digital di Ditjen Dukcapil
Dikatakan, Direktorat Jenderal (Ditjen) Dukcapil Kemendagri tak mau ketinggalan melakukan transformasi digital.
Hal ini agar pelayanan administrasi kependudukan bisa lebih cepat, lebih baik, efektif, dan dirasakan manfaatnya sehingga masyarakat pun berbahagia.
"Mulai tahun ini, Indonesia menerapkan identitas kependudukan digital. Dokumen seperti KTP-el, KK, akta kelahiran dipindahkan dalam HP sehingga tidak perlu dicetak lagi," terang Zudan.
Selain itu, saat ini pelayanan adminduk bisa diakses secara online, dokumen kependudukan bisa dicetak secara mandiri, karena masyarakat menerima file dokumen kependudukannya dalam bentuk PDF dari Dinas Dukcapil terdekat.
Menurut Prof Zudan, semua transformasi yang mengubah peradaban, kuncinya adalah dengan membuat kebijakan publik yang berdampak baik ke masyarakat.
"Tidak boleh pemerintah hanya membuat kebijakan, tetapi dampaknya tidak dirasakan oleh masyarakat. Program yang dibuat pemerintah tidak hanya harus terkirim (send) tetapi juga harus tersampaikan (deliver) ke masyarakat," tambah Prof Zudan, Guru Besar termuda dalam Ilmu Hukum tersebut.
Birokrat yang juga akademisi kelahiran 24 Agustus 1969 itu mengatakan, Mendagri Muhammad Tito Karnavian dan Menteri PAN-RB Abdullah Azwar Anas selaku Pembina Korpri selalu mendorong agar ASN di setiap level birokrasi memberikan kebijakan berdampak bagus bagi masyarakat.
"Tidak boleh birokrasi kelihatan bekerja sangat keras, tetapi hasilnya tidak bisa dinikmati oleh masyarakat," katanya.
Dia mengimbuhkan, transformasi digital yang gencar dilakukan pemerintah di era digital goverment harus dibungkus dengan marketing dan branding dengan pola-pola pendekatan yang tepat.
Karena itu, Zudan menitipkan pesan kepada seluruh alumni Universitas Borobodur agar senantiasa menjadi tenaga marketing bagi kampus.
Terlebih sistem akademiknnya yang sudah dikenal masyarakat dengan branding sebagai universitas yang menyajikan pendidikan berkualitas tinggi, serta menciptakan lulusan yang mempunyai kompetensi akademik dan profesional tinggi.
"Nanti setelah keluar gedung ini buatlah video singkat: 'Alhamdulillah saya lulus program studi bla bla, saya bangga menjadi lulusan UnBor. Kemudian aplod di Twitter, Facebook, Instagram, Tiktok, dan seterusnya," pesan Prof Zudan. (sam/jpnn)
Redaktur & Reporter : Soetomo Samsu