Organ Vital Korban Pembantaian Diambil

Kasus Pembunuhan Berantai Mujianto

Kamis, 23 Februari 2012 – 12:15 WIB

WIDODAREN-Kasus pembunuhan berantai yang dilakukan Mujianto, warga Desa Jatikapur, Tarokan, Kediri masih berlanjut. Setelah melakukan rekonstruksi pembunuhan Romadhon, 55, warga Desa/Kecamatan Widodaren, Ngawi, di Nganjuk, tim dari Polda Jatim meluncur ke Ngawi.

Mereka membongkar makam Romadhon di pemakaman Dong Kawok, Widodaren untuk melakukan otopsi. Kedatangan tim Bidang Kedokteran Kesehatan (Biddokes) RS Bhayangkara Kediri, RS Bhayangkara Nganjuk,  Disaster Victim Identifikasi (DVI) dan unit TKP Polda Jatim itu cukup menyita perhatian masyarakat setempat. Sejak pagi, ratusan masyarakat menyemut ke lokasi pemakaman untuk melihat proses otopsi. "Ingin  lihat saja, sebelumnya belum pernah (melihat)," kata Lastri, warga Dusun Nglesan, Desa Widodaren.

Sekitar pukul 09.00 WIB, tim dari rumah sakit milik Polda Jatim itu tiba di pemakaman Dong Kawok. Diawali mobil ambulans RS Bhayangkara Kediri nopol 2176 X yang mengakut peralatan otopsi seperti genset dan peralatan medis dan mobil  unit TKP Polda Jatim Nopol 1211 X.

Tak banyak bicara, petugas pun langsung memasang sejumlah peralatan seperti genset, meja panjang untuk otopsi dan sejumlah peralatan seperti pisau pemotong yang mirip dengan alat pemotong keramik. Warga yang datang pun kecewa setelah polisi memasang police line dengan radius masing-masing sisinya sekitar 15 meter.Selain itu,  tenda di atas makam ketua RT 5/ RW 2 itu juga ditutup dengan terpal warna biru.
 
Semakin banyaknya pengunjung yang datang memaksa polisi menambah radius jarak police line khusus di sebelah timur. Bahkan polisi juga memperingatkan warga agar tidak mendekat dan keluar dari garis polisi melalui pengeras suara. Ini dilakukan agar tidak mengganggu proses penggalian dan otopsi yang dipimpin AKBP dr Prima Heru Yulihartono.

Setelah dianggap semua siap, baru sekitar pukul 10.00 WIB proses penggalian dimulai. Bau yang menyengat membuat warga berangsur-angsur meninggalkan lokasi. Namun, ada juga warga yang bertahan dengan menutup hidung atau mengoles hidungnya dengan minyak angin. Pembongkaran mayat itu juga disaksikan dua adik kandung korban yakni Khoiyubi dan Abdul Rahim.

Menurut Prima, proses pembongkaran makam dan otopsi ini dilakukan untuk melengkapi proses penyelidikan. Karena sesaat setelah Romadhon ditemukan tidak sadarkan diri dan meninggal  pada Sabtu (7/1) lalu belum sempat dilakukan otopsi.

Di proses ini, tim mengambil beberapa sampel organ vital korban. Diantaranya, jantung, paru-paru, ginjal dan sebagian otak korban yang selanjutnya dikirim ke laboratorium forensik (labfor) Polda Jatim "Kami belum bisa menyebutkan hasilnya, karena harus diuji dulu di labfor)," tandasnya.

Dikatakan ada empat dokter yang ikut mengotopsi jasad korban pembunuhan Mujianto ini. Diantaranya AKBP drg Retno Kapti D, satu orang dokter forensic dan dua dokter umum. Juga ada tim penyidik dari Polres Nganjuk.

Sumber internal kedokteran menyebutkan, Selain jasad Romadhon, hari ini (23/2) rencananya akan melakukan otopsi salah satu korban di Kecamatan Pace, Prambon Nganjuk. Sedangkan Satu korban asal Solo baru Senin (27/2) nanti baru diotopsi. "Intinya kalau kami diminta ya dilakukan," jelasnya. (pra/eba)


BACA ARTIKEL LAINNYA... Bandar Ganja Lintas Wilayah Dibekuk


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler